1. BUNDA SAYANG INSTITUT IBU PROFESIONAL

Aliran Rasa Game Level 3 #Melatih Kecerdasan Anak

Alhamdulillah mulai tanggal 13 Juni hingga 29 Juni lalu bisa setor laporan daily project berturut-turut walaupun terseok-seok. Saya pribadi merasa perlu banyak belajar untuk membuat laporan yang menarik agar kelak tidak bosan dibaca ulang tatkala saya membutuhkannya. Oleh sebab itu setiap game level di bunsay ini saya bundel kedalam kategori, khusus game level 3 ada disini.

Sebagaimana game level sebelumnya, kali ini saya menentukan (bersama suami) untuk melatih salah satu kecerdasan anak yang penting kami rasa yaitu kecerdasan emosi. Mengingat selama ini secara kognitif, spiritual, serta menghadapi tantangannya sudah cukup optimal sesuai usianya namun perlu kami kejar khusus yang kecerdasan emosi, alasannya ada pada wiring yang terbentuk kurang baik di awal pola pengasuhan. Maka dari itu, selama 17 hari itu kami berupaya untuk fokus meneliti dan melatih kecerdasan emosinya lebih intens dibandingkan kecerdasan yang lain.

Family project yang kami jalankan kami beri nama ‘CHEF’ (CHild can Explore Feeling) Aang Hudaya’s Family Project. Yaitu program aktifitas yang tujuannya melatih perasaan anak melalui explorasi aktifitas yang terkait dengannya.

Bagaimana evaluasinya?

Awal-awal permainan di 3 hari pertama mulai nampak poin yang berhasil kemudian semakin meningkat di 4 hari selanjutnya. Sayang sekali malah terjun bebas bahkan sangat menurun di hari ke 9 dan 10 itu bertepatan dengan kami menginap di rumah mertua, tentu ini kondisinya tidak seideal ketika di rumah. Namun alhamdulillah capaian setelah itu bisa dipenuhi Syahid hingga satu pekan berikutnya hingga permainan selesai.

Day 17 29 Juni 2019 20.30 WIB

Selesai ceklis di hari terakhir kini dari segi emosi anak sudah nampak perbedaannya, lebih komunikatif dan mampu mengatakan apa yang dirasakan dengan baik. Jika sebelum dilatih Syahid acapkali kebingungan bagaimana mengungkapkan perasaannya, kini semakin semangat dia mengatakan apapun emosi yang dirasa- walaupun tetap ada perbaikan juga, hehe. Misalnya ketika abi sakit, Syahid bilang ‘senang’ ikut ke rumah sakit. Padahal maksudnya adalah senang membantu umi dan abi, bukan senang melihat abi sakit.

Bagi saya pribadi ini tantangan juga menantang diri sendiri, ketika anak dalam kondisi siap dan proper biasanya saya yang malah setengah-setengah jadi memang perlu dua-duanya 100% fully charged energy.

Kendala lain ketika harus menginap di keluarga mertua adalah mengkondisikan Syahid untuk nyaman dan bisa diarahkan, ini agak sulit dan masih jadi PR, terbukti day 9 dan 10 ada penurunan motivasi.

Intinya dari project kali ini butuh waktu dan mungkin long term juga sifatnya karena tidak hanya melibatkan anak namun juga saya, suami dan juga orang sekitar. Semoga ke depan lebih baik lagi. Amiin.

Tinggalkan Balasan