Seusai lulus dari kelas Bunda Sayang batch 5, hal yang saya nantikan adalah mendaftar atau melanjutkan proses belajar di Bunda Cekatan. Alhamdulillah melalui transcity ini saya diberi kemampuan untuk menuntaskan dua misi sebagai tiket utama untuk memasuki gerbang hutan kupu-kupu (istilah untuk proses kelas di Bunda Cekatan).
Misi 1
Pada misi 1, saya tulis di sini berisi strong why atau alasan kuat mengapa berniat mendaftar di kelas bunda cekatan serta keyakinan untuk mengikuti kelas. Selain itu, didalamnya juga terdapat beberapa hal-hal yang perlu saya jawab untuk mempersiapkan diri, termasuk bagaimana mengatasi kendala saat perkuliahan nanti. Misi pertama ini, masuk ke dalam wahana yang disebut dengan perahu kano.

Jika saya pikir-pikir, perahu kano ini memang cocok untuk misi pertama. Karena ia ditumpangi oleh diri sendiri, menguatkan kekuatan lengan atau tangan untuk mendayung sendiri dan menentukan tujuan sendiri (fokus menghadap depan). Artinya, kekuatan misi pertama bergantung pada diri sendiri dan bagaimana menyiapkan semua hal ke depan termasuk kendala yang akan dihadapi.
Misi 2
Pada misi 2, saya tuliskan di sini berisi beberapa pertanyaan tentang peran di komunitas atau peran saat berkumpul bersama member IP. Dalam hal ini, saya menceritakan terkait peran sebagai member komunitas khususnya di grup rumah belajar menulis (Rulis) IP Bogor. Misi kedua, dinamakan dengan wahanan banana boat.

Karena background kuliah dulu di teknik kelautan yang juga pernah mempelajari dan diberi tugas membuat desain kapal, saya mengamati bahwa perahu berbentuk pisang ini memang cocok menggambarkan misi kedua. Karena ia terdesain untuk ditumpangi ramai-ramai dan ditarik oleh satu kapal besar lain. Dalam hal ini ada CoC yang menjadi arah saat berkomunitas atau mengambil peran di Ibu Profesional. Dari misi ini, saya jadi teringat kembali dengan kode etik yang diberikan di awal saat bergabung di komunitas.
Alhamdulillah, dua misi di atas sudah saya tunaikan. I did it!

Aliran Rasa
Dari memasuki transcity ini, saya mulai mengenal platform belajar yang akan saya gunakan ke depan saat memasuki kelas yang baru. Tentu jika tidak ada pembiasaan di transcity, bagi saya yang sudah lama tidak aktif di facebook, tentu tak akan mau kembali mengulik dan menatap kembali beranda ini. Sampai akhirnya saya mengunduh kembali aplikasi facebook, untuk kenyamanan update setiap unit yang diberikan. Mungkin jika tidak ada transcity, facebook saya sudah seperti sarang laba-laba.
Kesan selama di transcity, jadi lebih fokus dan mindful (sadar) akan tujuan. Karena saya tidak lagi scrolling chat whatsapp yang memang mulai saya kurangi dan minimalisir, serta tidak lagi membuka facebook hanya untuk bermain-main atau membaca status yang menghabiskan waktu. Karena saya sadar, membuka kembali facebook memang ditujukan untuk belajar.
Selain itu, melihat filosofi (proses dari telur menjadi kupu-kupu) dari pemaparan vidio Teh Nurlian dan Teh Rima tadi terkait kelas bunda cekatan yang kaya akan tantangan dan keseruan, rasanya excited banget untuk bersiap mengikuti alur dan pembelajaran di sana. Mungkin, jika diandaikan, tidak ada satupun orang yang dari regional saya ikut, saya akan tetap ikut karena mau ada atau tidak ada orang, saya akan tetap berusaha mengikuti karena tujuan awal saya masuk IP memang untuk belajar dan mengikuti perkuliahannya setahap demi setahap.
Proses itu tentu tidak mudah karena bagi saya, perubahan itu memang sakit, perlu perjuangan. Proses yang cukup panjang setelah Bunsay terlalui, kini saatnya menyambut diri menuju bunda cekatan walaupun tentu perlu waktu, it’s painful. Semangat! (untuk diriku sendiri) *afirmasi diri
Well, the last but not least!
Change is too painful, but nothing is as painful as staying stuck somewhere you don’t belong.

Cheers!
2 thoughts on “Aliran Rasa Wisatawan Hotel Asyik – Pra-Bunda Cekatan”