DAILY

Bean Bag Save our Clothing Waste at Home

‘Ngedraft’ tulisan ini sebenarnya sudah beberapa bulan lalu, tanggal 21 Februari 2021 pas hari peduli sampah Nasional. Kala itu, aku ingin sekali membahas sampah pakaian, walaupun aku bukan orang yang konsumtif di kategri ini. Bagiku, pakaian ya secukupnya aja. Jarang membeli pula, kebanyakan dikasih orang atau kalau beli pun, lebih banyak second hand alias preloved (bekas). Alasannya tentu selain murah, kalau itu merek tertentu, branded juga dan berkualitas.

Mulai darimana ya ceritanya?

Awal Menggunakan Bean Bag dan Sejak Kapan?

Sekitar pertengahan Mei 2019, aku membeli bean bag ‘kosongan’ berupa inner dan covernya di sebuah marketplace yang sedang diskon. Alasan utama sebenarnya bingung ‘menyimpan’ limbah pakaian yang tidak digunakan. Tujuan awal untuk memerangkap limbah yang memang tidak bisa diuraikan sebab beberapa jenis pakaian memang terbuat dari poliester. Artinya memang tak bisa dikompos.

Di sisi lain, aku juga butuh kursi duduk, minimal untuk leyeh-leyeh. Karena itulah aku memutuskan untuk membeli bean bag. Bayanganku itu sekadar kain yang dijahit menggunakan bahan suede (tahan air) dan berukuran sedang. Kenyatannya, ketika tiba, bean bag itu berukuran jumbo. Sehingga isinya ‘kopong’ sekalipun sudah aku isi dengan beberapa limbah pakaian, tetap saja tak sebanding dengan ukuran aslinya. Saat diduduki, lemes, kempes.

Sebagai alternatif, aku membeli butiran steorofoam 2 kilogram. Harapanku, nggak kempes-kempes amatlah. Ternyata, saat steorofoam tiba, tetap saja masih kempes. Kurang banyak. Dan agak mengecewakan, steorofoam itu berukuran sangat kecil. Bulirannya tak sesuai ekspektasi. Jadi clutter saat berterbangan. Agak nyesel sih beli ini. Useless.

Kondisi saat itu masih mengontrak. Akhirnya aku beranikan diri untuk meminta isian clothing waste kepada siapapun yang punya. Beberapa dari teman onlineku, mau mengirimkan clothing wastenya padaku. Beberapa kardus tiba, walau tidak penuh, setidaknya isinya lumayan. Bisa diduduki dengan nyaman.

Fungsi Bean Bag

Sekalian menjawab pertanyaan dari teman online di instagramku, bahwa bean bag ini bukan sekadar gaya-gayan ya. Jika kita memanfaatkannya dengan optimal, bean bag ini juga akan memberikan nilai serta tampilan yang estetik untuk ruangan. Kebetulan aku tak memiliki kursi, ruang tamu minimalis memang tak diisi apa-apa. Alhasil, bean bag menjadi pojok nyaman untuk penghuni di rumah.

Fungsi utama bean bag di rumah untuk ‘memerangkap’ clothing waste.

  1. Undies, underwear (karena kebanyakan berbahan poliester, tidak 100% katun organik), sehingga saat sudah ganti undies, bisa dimasukkan kedalamnya.
  2. Pakaian yang tak digunakan. Biasanya nggak digunting, langsung masuk aja, tujuannay siapa tahu suatau saat dibutuhkan. Dan kebetulan, kemarin lusa saat lagi butuh kaus, aku bongkar isi bean bag dan kutemukan beberapa kaus yang aku butuhkan, lumayan.
  3. Menampung kiriman teman-teman. Biasanya, suami ataupun aku, sering membuka peluang bagi teman-teman yang rumahnya tak punya tempat untuk mengolah limbah, termasuk pakaian, untuk dikirim ke rumah. Biasanya kami sortir untuk bisa disalurkan, sisanya masuk bean bag.
  4. Lap-lap kotor tak berbentuk. Terutama lap yang memang terbuat dari plastik poliester atau campuran anorganik. Semua masuk bean bag.
  5. Bekas masekr kain, kaus kaki, inner jilbab dan segala printilan linen yang memang tak bisa dikompos.

Di luar itu, bean bag juga bisa difungsikan untuk memerangkap plastik bagi yang tak membuat ecobrick, tapi ya gitu, kresek-kresek dan kurang nyaman. Tapi, dibandingkan diisi steorofoam (apalagi yang beli, karena aku sendiri juga kapok wkwk), lebih baik diisi plastik.

Cara perawatan Bean Bag

Pastikan ada dua bagian, inner dan outer. Untuk outer sebaiknya bikin sendiri yang bisa dibuka melingkar penuh. Pengalaman punya outer yang resletingnya hanya sepertiga dari diameter, terpaksa harus angkat-angkat berdua untuk mengeluarkan inner, berat euy.

Saranku, minimal untuk outer miliki dua pieces. Kenapa? kalau kotor, bisa gantian. Pilih bahan sesuai kebutuhan. Misalnya di ruang tamu atau didalam rumah, pilih bahan suede. Cukup estetik. Kalau untuk outdoor, pilih bahan yang waterproof seperti kain jas hujan.

Sebenarnya, kalau boleh jujur, lebih baik beli kainnya, jahit sendiri (andai aku bisa, hahaha). Karena bisa lebih hemat, disain juga lebih bebas. Tapi seandainya tak bisa, kayak aku, beli juga gapapa.

Nah! sebagai penutup. Bean bag memang multifungsi, bisa jadi kursi leyeh-leyeh sekaligus memerangkap clothing waste. Namun, jangan dijadikan sebagai alasan untuk konsumtif ya, misalnya karena ada bean bag jadi bebas beli pakaian apa-saja-kapan-saja, ya salam…

Tujuan adanya bean bag menjadi evaluasi diri dan keluarga, seberapa besar limbah yang terbuang. Alih-alih jadi ajang pengisian rutin pakaian lama, sebaiknya jadikan bean bag sebagai sarana untuk membantu sekitar, share waste, sehingga lebih banyak yang terbantu dengan adanya bean bag yang kita punya.

Selamat menjaga lingkungan untuk kita semua!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *