Post blog ini merupakan janji saya pada teman-teman di instagram tahun lalu, membuat review dan menceritakan pengalaman berbenah dengan berbagai macam metode. Selain itu, saya juga diminta untuk menjelaskan berbagai perbedaan gemar rapi dengan metode lainnya.
Disclaimer : ini adalah opini dan tulisan saya pribadi ya, jika ada salah satu gagasan atau tulisan yang tidak disepakati itu bebas dan sah. Terpenting kita saling menghargai pendapat satu sama lain.
Oke, tdak perlu berlebar-panjang tulisan, saya mulai saja.
Pengalaman Berbenah
Bagi teman-teman yang sudah membaca buku KonMari Mengubah Hidupku yang saya tulis pada tahun 2018 lalu, pasti sudah tahu bagaimana diri kecil saya yang lekat dengan kegiatan berbenah.
Saya pernah menjadi juru berbenah abal-abal saat masih TK dan SD. Kenapa abal-abal? Ya karena tanpa belajar, berbekal intuisi dan perasaan semata dan tanpa sertifikasi apapun. Intinya, saat usia saya 5-9 tahun, sebab kondisi ekonomi yang lemah, pekerjaan apapun saya lakukan termasuk merapikan rumah orang. Awalnya diajak oleh Nenek, lama-lama saya terpanggil sendiri dan menjadi langganan orang.
Kegiatan saya waktu itu sederhana saja. Saya datang ke rumah orang atau saudara yang memanggil, mungkin mereka kasihan juga karena saya tidak diurus oleh bapak-ibu, jadi perlu uang jajan pun harus mulung pekerjaan kasar dulu. Setelah diarahkan untuk merapikan area, misalnya mereka rekues membersihkan gudang, maka saya eksekusi saja. Mengeluarkan semua barang, sortir sederhana, kemudian saya rapikan atau tata. Jika rekues pakaian, saya akan menanyakan mana yang disimpan dan tidak, jika ada yang tak layak, saya sisihkan, biasanya saya disuruh membawanya pulang, sisanya saya lipat (kadang setrika) dan tata rapi. Bayaran saya saat itu, variatif. Mulai dari uang jajan, makanan, pakaian, barang bekas dan buku-buku. Dari semua pemberian, saya paling suka mendapat buku dan uang.
Terakhir saya melakukan kegiatan berbenah (dipanggil orang) saat kelas sepuluh, atau kelas 1 SMA. Di rumah mewah salah satu guru di sekolah. Saat itu, selain berbenah, juga mengajari (jadi guru les) anaknya yang masih SD.
Kemudian saya kuliah, mendapat beasiswa, mengenal metode berbenah di asrama dengan konsep 5S/5R Jepang. Setelah menikah, saya kenal metode KonMari yang mengubah hidup saya. Kemudian metode berbenah lainnya yang saya pelajari hingga akhirnya saya menetapkan diri untuk finished di satu titik, menjadi minimalist.
Metode Berbenah di Dunia

Setelah mengetahui berbagai jenis buku berbenah yang terbit di luar negeri, saya terkesima. Betapa ilmu berbenah itu sungguh banyak dan beragam. Bahkan ada yang sudah lahir sebelum saya lahir di dunia. Konsep-konsep yang ada hampir semua sama, walau dengan pendekatan dan istilah yang berbeda, sebab tak ada rumus baku yang mana yang benar, mana yang salah dalam berbenah. Semua tujuan metode itu sama, yaitu meringankan hidup kita dari beban clutter. Terutama physical clutter.
Kebayang nggak, misalnya tak menggunakan metode dalam berbenah?
Saya bukan lagi kebayang, tapi benar merasakan jika tidak menggunakan metode saat berbenah :
- Berantakan menjadi momok dan akhirnya tidak produktif.
- Bingung memulai, padahal simple saja, jika menggunakan metode akan jauh lebih terarah.
- Berbenah menjadi sesuatu yang memberatkan, padahal jika ditelusuri justru kita merasa berat karena kelebihan beban clutter.
- Berbenah biasa, tidak mengubah hidup, sebab tidak memahami akar problem berantakannya.
- Hidup monoton, stagnan. Flat.
Dan masih banyak lagi rasa kepayahan jika berbenah tidak menggunakan rambu-rambu. Nah, rambu-rambu berbenah di seluruh dunia, yang saya tahu bermula dari problem individu, masyarakat setempat dan pada akhirnya diformulasikan sehingga tercetus nama-nama pakar organizer di dunia. Negara mana saja yang mencetuskan metode berbenah?
Jepang

Jepang sendiri sudha terkenal rapi lah ya, setelah adanya reformasi adat besar-besaran dari tahun 1800-an silam. Sebelumnya, moyang Jepang juga sama saja, berantakan parah, buang sampah sembarangan dan membuat tata kelola yang amburadul. Hingga akhirnya mereka berbenah dan jadilah masyarakat yang sudah kita lihat saat ini.
Dari Negara jepang saya mengenal konsep berbenah 5S atau 5R yang lebih banyak diadopsi oleh dunia untuk area kerja dan industri. Setelah itu, saya mengenal metode KonMari (yang ternyata merupakan penyempurna dari buku seniornya, Nagisa Tatsumi, Suteru Gijutsu (the Art of Discarding). Kalau ada yang belum tahu apa itu KonMari, sudah saya tulis di page ini.
Selain dua tadi, saya juga mengenal DanShaRi karya Hideko Yamashita dan juga minimalist Japan, karya Fumio Sasaki. Keduanya pernah saya ulas di buku pertama saya, KonMari Mengubah Hidupku.
Australia-Amerika Peter Walsh

Senior berbenah, kakek sesepuh, Peter Walsh, yang merupakan ahli berbenah kewarganegaraan Amerika-Australia. Sudah menerbitkan buku sejak dahulu kala sebelum para pemuda-pemudi masa kini menekuni bidang berbenah. Salut, untuk Peter Walsh. Buku yang saya baca yang berwarna biru, di sana ada metode dan akar pembahasan tentang ‘downsizing’. Kapan-kapan saya review bukunya ya.
Korea

Kalau Korea, mereka murni membuat perusahaan jasa berbenah sih. Saya hanya mengikuti mereka di instagram, nonton di tayangan dokumenter dan membaca bukunya. kalau Jung Hee-Sook lebih dikenal dengan ratu berbenahnya Korea, ia masuk stasiun TV (ya semacam marie-kondonya Korea lah ya) dan juga menulis buku (tapi saya belum membacanya karena hanya ada versi Korea semata). Sementara yang Yoon Sun-hyun, saya punya bukunya yang sudah ditranslasi ke dalam bahasa Indonesia, saya membacanya tahun 2018 lalu.
Swedia – the Gentle Art of Swedish Death Cleaning

Jika ada yang menanyakan konsep lagom, bukan di sini ya. Karena lagom bukan metode berbenah, hanya istilah budaya, itupun bukan dari Swedia melainkan dari Denmark (yang berarti lagom = cukup, pas). Kalau Swedia lebih dikenal dengan budaya hygge (baca : hoogah) yang artinya nyaman. Jadi, keduanya bukan metode berbenah. Yang merupakan metode berbenah adalah judul di heading tadi. SDC – swedish death cleaning.
Artinya berbenah untuk menyiapkan hari esok (pasca kematian), tujuannya agar tidak merepotkan ahli waris atau sanak keluarga yang ditinggalkan. Konsepnya cukup dalam ya, menyentuh nilai spiritual.
Minimalist – Amerika

Dari kesemua metode, yang paling saya sering bahas di post blog sih yang ini ya. Bahkan saya bikin menu dan kategori khusus minimalist ini. Untuk minimalis, selain senior mereka (guru para minimalis) Leo Babauta, saya juga membaca dari karya ketiga pegiat minimalis itu. Dan ketiganya memulai dari blog juga. Jadi benar-benar organik ya.
Ada the minimalist. Duo minimalis (Ryan dan Joshua- btw, keduanya punya karakter yang pas banget seperti duo tim kurikulum gemar rapi, saya dan ibu Tata). Ada metode yang mereka ciptakan yaitu packing party dan minimalist game. Mereka memulai kiprahnya dari 2009 dan boomingnya mulai tahun 2010. Kini mereka juga aktif di podcast, youtube dan netflix.
Ada miss minimalist, Francine Jay. Debut dari blog juga, tahun 2010. Konsep yang dibawanya adalah metode STREAMLINE. Setelah 9 tahun berkiprah, tahun 2019 lalu, ia menulis buku lanjutan yang berjudul lightly.
Dan keluarga minimalist, dengan blognya becoming minimalist. Joshua Becker dengan keluarganya menerapkan bagaimana prinsip minimalist diterapkan dalam keluarga dengan anak-anak yang masih kecil hingga beranjak remaja. Ia menciptakan metode dengan nama Becker method.
Indonesia – Gemar Rapi

Dan Indonesia, tentu karena problematika berantakannya berbeda, konsepnya pun juga berbeda. Bersama keempat senior saya, kami mendirikan Gemar Rapi, metode berbenahnya Indonesia.
Konsep yang kami bawa berdasar kultur budaya Indonesia serta memperhatikan faktor nature-nurture orang Indonesia yang jelas berbeda dari luar negeri. Karena negeriku bukan negeri mereka dan negeri mereka bukan negeriku. Inti konsep berbenah gemar rapi berdasar urutan klaster dan tidak hanya terkait konsep berbenah fisik (rumah) tetapi menata diri dan juga menata negeri. Buku perdana yang berkaitan dengan latar belakang dan penjelasan konsep secara general ada di sini ya.
Gemar Rapi mengajak para gemarians untuk mencintai huniannya dengan cara merawat dan tidak membandingkan diri dengan orang lain atau dengan instagram. Tujuannya menciptakan konsep rumah yang teratur, rapi, nyaman, aman, sehat, bersih, alami dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Demikianlah beberapa metode berbenah dari seluruh negara di dunia, sebenarnya masih banyak beberapa buku dan konsep berbenah yang lain namun saya skip karena kurang terkenal. Hehe. Tapi intinya sama, semua ingin memberikan suasana yang bebas clutter dan membuat diri produktif.
Buat warga Indonesia, dukung Gemar Rapi ya. Karena metode berbenahnya Indonesia, ya Gemar Rapi. 🙂