Malam ini ku terbangun
Sepi gerimis dingin di luar
Teringat jaman sendiri sepi
Setiap hari merenung di kos jaman kuliah
Siapakah “Ranggaku” nanti?
Hihi.. Ngelantur
Kubaca buku puisi
Aku
Aku lari ke hutan, kemudian menyanyiku
Aku lari ke pantai, kemudian teriakku
Sepi-sepi dan sendiri
Aku benci
Aku ingin bingar,
Aku mau di pasar Bosan
Aku dengan penat,Dan enyah saja kau pekat
seperti berjelaga jika Ku sendiri
Pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh,
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih,
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera
Atau aku harus lari ke hutan belok ke pantai?
enyah saja kau pekat
seperti berjelaga jika kusendiri
bosan aku dengan penat
Tau kan itu puisi apa? Hahaha
Puisi jaman galau dulu film AADC π
Dan kini lagi booming lagi
Dalam versi lain setelah 14 tahun berlalu
Jadi seperti itu hehehe
Hidup cepat sekali barjalan
Bahkan hingga detik ini tidak akan ada yg menyangka kita jadi apa dan siapa. Thats all our choice. Yaap seperti Rangga Cinta yg rela 14 tahun ngejomblo sementara gue disini sudah punya suami ganteng dan 1 anak ganteng. Sampe rebutan masker kopi ini habis. Wkwkwk π
Intinya mah
Hidup hanya sementara.
Mau tetap ngejomblo atau menikah thats all our choice. Kalau saya sih gamau jomblo teruss keburuu tua. Haha. Ya kalau tetap cantiik. Hihi. Eiitz cantik alami yah, pakai Batrisyia π
Salam dari Bogor
Malam ini terasa sepi
Path saya baru saya buka ini sudah 2 tahun lebih tidak terjamah. Seperti jaring laba2 di puisi Rangga Cinta haha..
Itu aja sedikit coretan malam ini.
Daaaah~