Bismillah… Saya mengerjakan jurnal ini, posisi masih di kampung halaman (Pasirian, Kab. Lumajang). Mumpung belum hectic di rumah, saya sempatkan menulis jurnal di awal waktu agar tidak keteteran. Adapun jika ke depan sudah menemukan tim, saya akan updated di bawah.
User Persona
Supaya agak nyambung dengan pemaparan ini, saya angkat lagi masalah yang saya paparkan di jurnal pertama.
Dari identifikasi masalah, saya menemukan akar masalah. Dan secara tidak langsung, problem itu memang sudah mengakar jauh-jauh hari walaupun belum menemukan solusi yang pasti.
Sejak 2019, saya suka menyuarakan hal itu, topik seputar inner child. Saya kelola sendiri dan suarakan dalam rasa yang sepi. Karena memang akun @suara.innerchild dan podcastnya awalnya saya gunakan untuk kepentingan pribadi. Bahkan saya privat akunnya sebelum saya buka ke publik (sekitar 2020 akhir baru saya buka). Namun untuk mengisinya, memang sesuai mood saja.
Terkait impian, saya punya impian terjauh, semakin berumur rasanya impian semakin sederhana namun tidak mudah juga untuk menggapainya. Impian itu adalah masuk surga dengan sepenuh jiwa bersama semua anggota keluarga.
Ketika saya belajar, ada hal yang paling saya tancapkan dalam kepala yaitu surga itu bersih dan suci. Maka yang memasukinya harus individu yang bersih dan suci jiwanya. Maka disini penting sekali menyucikan hati.
Salah satu guru saya pernah berkata, sebanyak apapun uang, sebagus apapun posisi pekerjaan dan relasi keluarga ataupun pertemanan, tidak menjamin kebahagiaan. Karena rasa bahagia itu mutlak pemberian dari Dzat yang Maha Menciptakan. Jadi, jika ingin bahagia, tenang, produktif, berkah usia dan waktunya, perlu membersihkan hatinya.
Nah, inner child ini terkadang menjadi batu ganjalan untuk menuju kesana. Bukan sekadar surga di akhirat, sekelas surga miniatur di dunia pun, inner child bisa jadi pemberat langkah dalam melakukan aktivitas positif produktif sehari-hari. Seperti mengasuh anak, mendidik diri sendiri, bekerja, belajar, berkarya dan semua hal, apapun itu. Sayangnya, kadang kita abaikan saja karena memang lebih gemar diburu-buru oleh waktu.
Mungkin banyak keluarga di luar sana, merasakan hal yang sama. Walau saya sudah banyak belajar dan memiliki guru yang masyaaAllah luar biasa semua, akan tetapi perlu ekosistem yang tentu menggerakkan banyak jiwa lainnya untuk keluar dari belenggu setan yang membisikkan aneka rasa.
Bagi saya, inner child ini bisa jadi celah setan untuk masuk kedalam dada. Naudzubillahimindzalik. Entah itu rasa yang amat sakit atau rasa amat/terlalu menyenangkan (disini pentingnya kita belajar keseimbangan).

Semua akar masalah yang saya tulis di jurnal pertama, berujung di suara inner child. Ya, karena Inner child menjadi akar utama dari semua aktivitas, seperti di luar kesadaran. Kadang ada rasa insecure, masih sering merasa tidak produktif juga, kurangnya mengapresiasi diri, sedih hati yang kalau digali, sebabnya karena terperangkap oleh inner child & generational trauma tadi.
Siapapun yang merasakan ingin hidup berkembang dan maju akan tetapi kaki dan punggung masih terasa berat dan terbayang – bayang akan perasaan ‘luka’ yang tak terdefinisi, disinilah tempat kita bersama mencari solusi.
Memaafkan itu mudah dan wajib bagi kita semua. Berdamai dengan diri sendiri itu sudah banyak sekali teorinya. Akan tetapi, bagaimana kita bisa berproses, bertahap untuk melepas ini membutuhkan strategi dan pemahaman lebih.
Siapapun yang merasa ‘dulunya dibungkam’, tidak mampu menyuarakan isi perasannya, disinilah kita berjumpa. Suara inner child adalah grup yang memiliki pengaruh baik terhadap kesehatan jiwa dan spiritualitas diri kita.
Story Board
Dalam mengkampanyekan suara inner child ini, saya gunakan reels dan story board berikut.

Kemudian saya posting di IG Reels dan Facebook.
IG Reels : https://www.instagram.com/p/Cu3HBxTBg6Q/
Facebook : https://bit.ly/CampaignTahap2BunSalBatch2
Pemetaan Soft Skill dan Hard Skill

Setidaknya untuk soft skills dan hard skills tidak terlalu banyak. Intinya membutuhkan kemampuan belajar yang tinggi untuk kedua kelompok keterampilan diatas. Saya yakin, siapapun yang menjadi tim dan bergabung disini adalah orang-orang yang memang gemar belajar dan mau berkembang bersama-sama mencari solusi.
Untuk itu, saya buat postingan khusus terkait pencarian tim disini.
Role and Task
Adapun Role and Task, nanti saya updated jika sudah lengkap atau menemukan orang yang seirama dengan suara inner child. Untuk saat ini, saya masih sendiri. Sebenarnya tidak membutuhkan banyak personal, tadi di media sosial juga saya posting, butuh 3 orang minimal untuk tim ini.

Terima kasih.
[UPDATED] 27 Juli 2023
Alhamdulillah ada dari eksternal, beliau psikolog klinis dan memang memiliki klinik serta berprofesi khusus dan memiliki concern di bidang yang dibutuhkan oleh suara inner child, Teh Sella.

Berikut ini profilnya.

[UPDATED] 29 Juli 2023 – COMPLETED
Alhamdulillaah, sudah terisi semua posisinya. MasyaaAllah, terharu. Semua tim sudah masuk grup tim Suara Inner Child di Jumat malam. Sebagian besar adalah anggota dari Himpunan Mahasiswa IP Bogor. Grup masih saya gembok karena menuju weekend. InsyaAllah percakapan bersama tim dimulai Senin, 31 Juli 2023. Mudah-mudahan Allah berikan kemudahan. Bismillah…

[Tambahan – sesuai saran dari Budyy]
Kronologis mendapatkan tim, selain ada dari eksternal (sepertinya mendapat jarkoman atau membaca di media sosial), ikhtiar lainnya saya juga berkampanye juga di hari Jumat, 29 Juli 2023 pukul 10 pagi di WAG HIMA IP Regional Bogor.








Dan seterusnya, panjang ini chatnya, hehehe.
Intinya, dari WAG Hima, saya mendapatkan 3 teman dan dari luar hima ada 1. Dan dari luar IP ada 1. Total 5 personil yang bergabung di Suara Inner Child ini. It’s mean to a lot for me.
[Updated] 1 Agustus 2023
Ada tim yang belum sanggup karena lagi banyak aktivitas, jadi mengundurkan diri.

Thank you guys, mudah-mudahan Allah berikan jalan untuk gerakan kita semua. Amiin.