1. BUNDA SAYANG INSTITUT IBU PROFESIONAL

Bunsay Game Level 10 #Day1 Membangun Karakter Melalui Dongeng

Introduction

Bismillah, hari pertama game level 10. Duh, ini game yang paling perlu effort kayaknya, karena mau tidak mau harus belajar mendongeng (story telling – whatever this like a fairy tale, legend, narration, etc.). Kemampuan yang semakin tergerus oleh zaman. Ya, bagaimana tidak, semuanya bisa dialihkan ke teknologi. Sayangnya kemampuan ini cukup penting dan seharusnya dimiliki oleh setiap pengajar, guru dan tentu seorang ayah dan ibu di rumah.

Kemampuan bercerita, berkisah atau mendongeng ini menurut saya cukup kompleks. Jika pada tantangan game level 5 lalu (anak suka membaca) menurut saya sungguh mudah karena sudah menjadi bagian kesehariannya, namun budaya anak suka membaca dengan berdongeng ini cukup berbeda. Kenapa beda?

Begini, saya suka membaca namun tidak semua bacaan yang sudah selesai saya baca itu, akan selalu saya ceritakan (story telling), bukan? Apalagi jika yang dibaca kadang membuat kecewa. Namun, selalu ada cerita yang tentu diingat dan menjadi landasan untuk diceritakan.

Pun demikian degan hikayat, legenda, kisah dan segala hal yang diturunkan dari keluarga atau orangtua. Tidak mudah semua diingat namun akan selalu ada satu atau dua hal yang erat tidak dilupakan.

Berkaitan dengan cerita, tentu kita harus selektif, jangan sampai seperti kisah zaman kita dulu. Dimana guru kita dengan semangat hampir setiap jenjang level dasar sekolah menceritakan si kancil mencuri timun, kini? lihatlah, generasi koruptor itu muncul bak panen yang tak sengaja disemai.

Duh, Nik, kok jauh amat bahasannya? well, itu hanya sedikit opini aja, hehe. Intinya jangan sampai kita salah memberikan cerita ke anak, karena sepele pun bisa berdamak.

Oke bismillah lagi 🙂

Lantas apa nih bahan amunisi dalam berdongeng kali ini?

Pastikan sebelum bercerita kita sudah menyiapkan : ceritanya (history), pengalaman kita (experience), kata yang tepat, tidak negatif/jelek dan tidak ambigu (words), ingatan kita terhadap rangkaian cerita (memory) dan menjalin rasa yakin/percaya terhadap apa yang kita sampaikan ini tepat dan bermanfaat (trust).

Saya jadi mulai belajar bagaimana menyampaikan cerita ke anak, sebab selama ini yaaaa hanya membaca keras saja (reading aloud) tanpa perlu persiapan apapun. So disinilah tantangannya!

Kira-kira rute/alur saat bercerita seperti gambar diatas. Tapi untuk balita pastikan kita nggak berlama-lama, singkat aja dan fokus.

Pertanyaannya, “Apakah kamu sudah siap Nik?”

Hehehehe, beluuum. Itulah kenapa di hari pertama ini, saya ajak baca buku dulu. Menjelaskan sedikit ini-itu ke anak, tentang tema mendongeng ini ke anak (entah dia ngerti atau nggak wkwkwk, intinya sih Syahid bilang ‘Tugas baru umi ya’. saya iya-kan).

Selama ini kebiasaannya membaca buku bisa berdua dengan saya, dia sendiri, bersama abi sebelum tidur membaca bersama atau pegang buku sendiri-sendiri. Intinya untuk stok buku nggak kehabisan, bisa pinjam ke perpustakaan.

Bercerita tentang apa untuk kegiatan mendongeng hari ini?

Hari kamis jadwal Syahid masuk rutab (rumah tahfiz balita) pagi, pulang sekitar pukul 11 siang. Tiba di rumah tadi, Syahid otomatis mengganti baju (dari baju koko ke baju biasa/santai), mencuci kaki, tangan, memotong kuku, makan dan bermain bersama.

Nah, saat bermain itulah saya minta dia ambil buku, apa aja deh, random pokonya yang ingin dibacakan.

Syahid mengambil 2 buah buku little abid dan CPD. Namun yang berhasil saya ceritakan hanya yang pertama saja.

Syahid : “Mi, abid ini ya apa mi?” (judulnya)

Saya : “Aku Anak Penyayang”

Syahid membuka halaman satu per satu, saya yang membaca. Kadang disela gitu kalau ada yang menurutnya nggak pas.

Misalnya.

Ada gambar tupai terjepit pohon, saya menirukan suara tupai, kemudian menjelaskan kalau abid tidak bisa mendengar dengan jelas karena suara tupai lirih sekali. Kata Syahid, “Sebentar, sebentar, Syahid aja.”

Kemudian dia lanjutkan sendiri, “Tupai warna cokelat terjepit pohon, aduuh, sakiiit.”

Saya : hahaha -_- oke, oke.

Kemudian abid menolong tupai (sebelumnya menolong burung yang terjerat benang, kucing yang kelaparan). Dilanjutkan dengan cerita mimi yang kepalanya kena bola, abid meminta maaf, dan begitulah hingga halaman terakhir. Kesimpulannya bisa disimak pada tabel ini.

Link tabel ada klik disini.

Lanjut di buku CPD, didominasi Syahid yang dia cerita sendiri isinya (udah hapal). okelah ini jadi kebalik, anak yang negdongengin ibunya -_-

Kemudian lanjut game pretend play, Syahid jadi tukang eskrim, dia heboh membawa gelas kosong, kemudian ambil tripod untuk dinaikturunkan handling kameranya (seolah-olah itu mesin eskrim). Melihat saya sebagai pembeli, dia heboh ke depan rumah (entah apa yang dilakukan). Kemudian masuk lagi, “Mi, ini uangnya” (lembaran daun yang dipetik -_- jadi alat tukar eskrim-eskrimannya wkwkwkwk).

Oke, alhamdulillah, Setelah itu dia cape dan tidur siang. Sayapun mengetik tugas ini. Semoga esok lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *