Hari ini, sebenarnya saya ingin mereview sebuah film dokumenter. Namun karena sedang merapikan keuangan, tepat awal tahun juga, masih di Januari 2021, maka saya pun belajar mengelola uang lagi. Paling utama bukan masalah nominalnya sih, tapi lebih kepada bentuk tanggung jawab terhadap diri dan Allah yang telah memberikan kemampuan untuk terus berkembang, sehingga setiap materi serta kesempatan, bagi saya adalah rezeki. Dan 2021 ini kebutuhan memang banyak dan sedang terkuras untuk pembangunan rumah.
Disclaimer! Dalam hal ini saya bukan ahli ya. Saya pun masih belajar. Bukn berarti saya sudah melakukan semua sebab tentu kondisi tidak se-ideal teorinya. Hari ini saya berniat belajar mengelola keuangan yang dipandu oleh Roland Tjahja (financial planner, financial advisor di Jouska) yang diundang oleh Astra Daihatsu dalam program zoom meeting tadi pagi. Saya menyimak dan mencatatnya di sini, agar tidak lenyap begitu saja, saya bagikan ke dalam post blog ini.
Bagaimana Cara Merencanakan Keuangan 2021?
Sebenarnya bukan hanya 2021 ya, mau tahun berapapun sih teorinya selalu sama. Jangan sampai besar pasak daripada tiang. Namun apakah hanya demikian? oh, tentu tidak. Berikut ini 3 cara merencanakannya.
1.Ketahui Posisi Saat Ini
Segera buat laporan keuangan secara personal sekarang! Kenapa penting? Agar kita tahu posisi atau kondisi keuangan kita. Misalnya, saya pribadi berjuang membangun rumah, maka untuk saat ini memang tidak menyimpan uang apapun sebab semua difokuskan untuk menuntaskan proses pembangunan rumah.
Posisi juga menentukan, terutama sebagai freelancer seperti saya yang penghasilan tidak menentu sebagaimana para karyawan atau kelas pekerja. Oleh sebab itu, saya harus jeli dalam memahami posisi diri.
Pun seandainya menjadi karyawan, jangan sampai terjebak dalam zona nyaman. Apalagi di masa pandemi dimana semua tidak ada yang pasti. Jangan sampai kita merasa nyaman namun kenyataannya mendadak malah dirumahkan. Pahami posisi saat ini, akan sangat membantu untuk melangkah ke depan.
2.Tentukan Target Akhir Tahun
Tulis target pencapaian finansial akhir tahun, bagi menjadi per kuartal.
Ya, kita harus menentukan di awal untuk mencapai target akhir tahun. Kemudian dari target itu, kita breakdown kedalam kurun waktu jangka pendek untuk merealisasikannya. Misalnya dibagi per kuartal, maka akan sangat terasa lebih nyaman dan fokus. Intinya kita harus bisa memastikan arah pengelolaan uang kita sejalan dengan target yang sudah kita pasang di awal tahun. Kita evaluasi setiap 1 kuartalnya.
3.Pahami Risiko
Faktor yang mempengaruhi resiko terdiri dari 3 hal :
- Usia.
- Jenis pekerjaan dan pendapatan.
- tanggungan.
Misalnya usia menjelang pensiun, tentu hal ini akan berbeda dengan yang masih muda. Walau masih muda, katakanlah sama-sama berusia 25 tahun, namun yang satunya punya tanggungan keluarga atau anak, sementara yang lain masih sendiri (single) jelas itungannya berbeda.
Pun dengan jenis pekerjaan dan pendapatan. Bagi seorang karyawan jelas berbeda pengelolaan keuangannya dengan freelancer.
Dana Darurat
Dana darurat cukup penting untuk menjadi perlindungan diri di kala terjadi sesuatu hal di luar rencana. Intinya kita perlu dana cash di saat membutuhkan. Misalnya saat tiba-tiba diPHK atau membutuhkan dana di luar budget yang tersedia. Konon, dana darurat minimal adalah dana yang sudah terkumpul minimal 6 bulan gaji utuh. Jika seorang freelancer, bisa dihitung dengan jumlah pengeluaran rutin dikali 6 bulan (minimal).
Saya pribadi belum juga menyiapkan dana ini karena terbentur keperluan lain. Namun dari webinar tadi pagi, saya mendapat tips mengelola dana darurat.

- Perhatikan kondisi dana darurat. Pahami batas-batasnya.
- Pastikan menabung tiap bulan (lakukan efisiensi pengeluaran).
- Saat menjadi karyawan, perlu aware dengan kondisi tempat kerja (jangan sampai di masa pandemi ini menjadi target layout atau dirumahkan).
- Perhatikan tingkat resiko investasi. Jika bergerak ke investasi, usahakan mencari investasi yang tidak terlalu berbahaya (bisa ditanyakan kepada ahlinya).
- Cari penghasilan tambahan, bisa melalui atau dimulai dari hobi.
Berapa Persen yang Harus Ditabung?
Jika memiliki pemasukan, pastikan menabung di awal, bukan di akhir. Untuk dana darurat simpan 6 kali di awal untuk proteksi diri. Untuk tabungan biasa, disesuaikan saja.
Jika menghitung investasi, hitung juga hutang-hutangnya. Misalnya rumah yang belum lunas, atau utang lainnya yang belum tertunaikan. Cek utang, usahakan sehat. Artinya 50% dari nett worth aset.
Mengelola Hutang
Topik terkait ini sebenarnya tidak saya sarankan untuk diri saya karena memiliki hutang itu, tidak enak sama sekali. Bahkan akan ditagih hingga di akhirat nanti. Namun jika terpaksa, ya gak masalah. Asalkan kita tepati waktu pembayarannya. Nah. Jika ada atau memiliki hutang, manakah yang diprioritaskan bayar di saat dana terbatas?
Menurut narasumber, ada dua jenis hutang. Hutang yang ada jaminan dan tidak ada jaminan. Jika ada jaminan, misalnya hutang membeli rumah dengan cara KPR, jika telat bayar akan disita, ini yang perlu diprioritaskan. Adapun untuk hutang yang tanpa jaminan, bukan berarti diabaikan, sebisa mungkin ditunaikan agar tidak menjadi beban.
Demikian post blog untuk hari ini. Semoga tahun 2021 ini diri kita menjadi lebih baik dan berkah serta memiliki finansial yang matang, amin.