CERBUNG KARYAKU

Penyendiri – Chapter 16

Kepalaku berdenyut, terasa limbung. Rezvan beranti nomor, berjumpa dengannya sungguh singkat. Alih-alih ingin mengorek lebih dari informasi yang terserak, justru seolah menghindari pertemuan yang kuajukan. “Ra, jangan banyak melamun. Makin hari makin kurus kamu.” Lena mengetuk mejaku, membuat pikiran ini kembali berpijak. “Thanks Len, pekan depan sudah akhir tahun, aku hanya kepikiran sedikit.” “Kepikiran apa …

Continue Reading
CERBUNG KARYAKU

Penyendiri – Chapter 15

“Ra, siap mendengarkan penjelasanku?” Aku mengangguk, mantap, walaupun aku masih belum begitu mempercayai apa yang aku lihat dan saksikan sekarang. Rezvan, benarkah? Selesai sholat maghrib, kami berdua pamit keluar lagi, enggak nyaman rasanya membicarakan hal serius di hadapan kedua orang yang sebenarnya enggak ada sangkut pautnya dengan masa lalu kami. Bahkan aku sendiri enggak bakal …

Continue Reading
CERBUNG KARYAKU

Penyendiri – Chapter 14

Keringat panas membanjiri hoodieku, suhu ruangan ber-AC enggak membuatku kedinginan, sama sekali, malah terasa gerah, pusing, kupikir ada yang salah pada metabolisme tubuhku. Tiba-tiba seolah muncul pusaran yang merambat naik keatas kerongkongan, terdorong dari dalam lambung, napas tersengal, aku mulai panik. Gerd. Mendadak kambuh, menghantam fokus di saat pekerjaan belum tuntas. Lena sudah meninggalkan ruangan …

Continue Reading
CERBUNG KARYAKU

Penyendiri – Chapter 13

Dua pekan ini aku mencoba memahami berkas-berkas yang masuk, sayangnya hanya setengah yang bisa aku cerna, selebihnya aku merasa tenggelam, sulit mengarunginya. Berkas itu enggak sendirian, lengkap dengan sebundel naskah mentah yang sukses dicorat-coret oleh co-editor. Pekerjaanku sebenarnya sudah cukup mudah, membaca cepat semua naskah yang sudah diedit, memberi catatan, simpulan, kemudian menyerahkannya kepada supervisor …

Continue Reading