DAILY

Day 4 : Apa yang Membuatku Lupa Waktu

Jika ada pertanyaan, ‘what makes you lose track of time?‘ aku akan menjawabnya dengan beberapa poin. Oia, sebelumnya, ini tabel hari ke-4 untuk journaling, mungkin ada teman-teman yang mau ikutan.

Hal pertama yang membuatku lupa waktu yaitu membaca grup whatsapp. Apalagi jumlah grupku luar biasa. Dalam kurun waktu tiga tahun ke belakang, grup whatsapp menjadi bagian dari clutter harianku. Sebab ketika membuka satu saja, maka satu itu bisa menguras waktu, pikiran dan tenaga karena harus menjawab satu per satu, khususnya saat mengurus kelas-kelas online. Niatnya mau membaca pesan penting, kenyataannya justru memakan porsi waktu yang besar dengan membaca keseluruhan isi grup.

Itulah sebabnya, gemar rapi sudah memindahkan seluruh kelas dan grup krusial ke aplikasi yang single tasking dan lebih rapi. Yaitu slack.

Kedua, IG & YT. Niatnya membuka instagram untuk cek akun yang aku pantau dan sukai. Faktanya, niat sepuluh menit jadi dua jam. Parah! Pun dengan youtube. Intinya, kudu lihai mengontrol diri untuk tidak tergelincir memakan waktu yang besar lagi.

Ketiga, baca buku. Terutama buku yang jadi target baca yang perlu aku tuntaskan. Sampai lupa makan dan minum kalau tenggelam di lautan tinta. Sampai ada masanya enggak tidur, demi menuntaskan chapter demi chapter bacaan yang menarik.

Keempat, ngulik aplikasi baru. Ya, aku punya hobi berselancar di dunia maya dan salah satunya mencoba-coba aplikasi yang pada akhirnya (seringkali) enggak kugunakan juga. Misalnya, pernah belajar OBS. Sampai setengah hari, lanjut malamnya, endingnya aku enggak menggunakannya dan detik ini pun tidak lagi dipakai itu aplikasi. Pernah mencoba aplikasi menggambar, berjuang sekuat tenaga menggambar yang keren, faktanya, jauh dari yang kuharapkan. Akhirnya, aku sadar diri, membuang-buang waktu, sebab memang dari hasil tes bakat, kegiatan itu mubazir. Karena justru menjadi kelemahan diri, maka, kenapa enggak fokus di kelebihan diri aja?

Kelima, menuliskan ide. Saking banyaknya ide yang kutulis dan seringkali aku malah melompat dari satu ide ke ide lain, ini justru memakan porsi waktu dalam proses kreatif menulis. Menjadi semakin lama dan menjadi terhambat. Sehingga, acapkali deadline molor gakaruan. Bukan salah idenya, namun timingnya. Aku sadar bahwa kemampuanku sejak dulu : monotasking, namun di lapangan, semua hal menghampiri serentak yang justru menjadikanku bekerja multi tasking. Hasilnya? tak ada yang selesai. Oleh karena itu, aku mulai kembali menulis jurnal dan menyelesaikan pekerjaan satu per satu lagi, seperti dulu.

Demikian lima hal yang sering membuatku lupa waktu, bahkan lupa kalau sekarang nih aku udah jadi ibu rumah tangga, hahaha.

Seiring waktu berjalan, aku selalu yakin, semua bisa tertata dengan rapi dan baik. Memang, semua hal, tak ada yang instan, selalu butuh proses. Itulah sebabnya, kita dikaruniai otak belajar dan recovery dari dalam. Jika ada hal yang salah, tubuh kita secara otomatis ‘akan bilang’. Maka, mendengar ‘intuisi diri’ menurutku, jauh lebih penting di saat kita merasa ‘kehilangan waktu’ atau ‘merasa tenggelem menata masa yang kian cepat berjalan’, apakah kamu juga merasakan demikian, kawan?

Tinggalkan Balasan