Sekeping hati yang tertambal
“Hai, kapan nikahnya?” tanya salah satu temanku yang konon kenal dg suamiku bertanya padaku.
“Kemarin lusa. Ngga ramai kok biasa aja” jawabku
“Hmm..ngga nyangka aja. Soalnya suamimu dulu suka dengan temanku lho.”
“Oh ya?” kujawab dg nada datar- nampak biasa saja, namun hatiku mulai memanas.
“Iya.. Bla bla bla blaaa..blaaaa” katanya lagi dg jawaban sangat panjang dan detail.
–
Malam hari kami sepasang suami istri bertengkar hebat. Belum seminggu bahkan belum tinggal seatap, badai ini menyerang. Aku tahu ini konsekuensi dari pernikahan. Pertengkaran. Sayang sekali yang menyulut api belum memahami bahwa perkataan itu menyakiti hati.
–
Kawan, pernahkah kau mengalami ini? Memori alam bawah sadar selalu merekam kejadian yang paling membahagiakan dan paling menyakitkan. Hanya saja hati ini senantiasa terus ditambal dan diperbaiki. Bahkan belum pernah sekalipun berusaha menyenangkan diri. Semuanya berlalu demi seutas senyum oranglain.
–
Betapa benar, lidah memang senjata tajam yang mampu merekam kepahitan. Hanya masih bersyukur hati bisa dibasuh dengan segenggam embun pagi yang sejuk.
#selamatpagi #cuplikannovel #script