1. BUNDA SAYANG INSTITUT IBU PROFESIONAL

Game Bunda Sayang #BunSay Level 2 #Day 1 : Melatih Kemandirian Anak

Hari pertama ^^

Alhamdulillah sudah memasuki materi kedua dari kelas bunda sayang, kali ini saya akan menceritakan proses belajar sesuai tema di level dua “melatih kemandirian anak”.

Setelah membaca materi dan berdiskusi dengan suami, saya menyimpulkan bahwa tugas kali ini sedikit berbeda dengan level pertama. Pada level ini menurut saya cukup holistik dan tidak bisa dipecah satu per satu. Menurut saya ada hal yang lebih penting yang harus dipantau selama 24 jam jika ingin kemandirian itu mau melekat padanya.

As a parent, you might find yourself unable to motivate your child at the right time. This could be because the child does not listen to your words enough, or simply does not pay attention to what his parents are saying. In such situation, quotes and thoughts can come in handy for parents, so that they can try and pick their child up instead of letting them feel down.

Selama ini memang mencoba beberapa – alias nyicil poin kemandirian berdasar milestonenya namun tidak terangkai, terkesan lompat-lompat. Misalnya saya ingin anak mampu makan dan menghabiskannya sendiri, namun kadang-kadang saya gemas karena progressnya lamban sehingga masih saja saya suapi.

Walaupun menurut orang usia 3 tahun lebih masih perlu disuapi, namun bagi saya segala sesuatu yang sudah bisa dia lakukan sendiri sebaiknya tidak kami bantu. Sebagai orangtua justru saya ingin anak tuntas dalam hal : self help anak, target saya semoga anak mampu menuntaskannya sebelum usianya beranjak 4 atau 5 tahun. Itulah kenapa, listnya sengaja dibuat panjang dibandingkan dengan skill yang bersifat nilai tambah/ adding value. Khusus skill tambahan yang akan kami asah kepada anak batita tidaklah banyak, namun pantauannya berjalan bersama-sama dengan self helpnya yakni pagi bangun tidur hingga dia tidur malam.

Maka, penilaian dua hal diatas pemantauannya ada 2 waku. Setengah hari dari hari kemarin (malam hari) dan hari ini (hingga sore hari). Adapun untuk pencapaian target tidak saya pantau per pekan melainkan seluruh pekan selama tantangannya. Harapan saya, hal ini mampu mendongkrak micro habit anak kami dan juga orangtuanya. Bagaimanapun juga saya banyak belajar dari anak, sehingga jika inginkan anak yang mau menerapkan kebiasaan baik dan kemandirian maka upaya pertama adalah sayalah yang harus berubah duluan.

Dari hasil diskusi dengan suami, kami rumuskan sebagai berikut. Dan ini adalah perolehan ceklis di hari pertama ini. Harapannya semoga mampu istiqomah hingga hal ini melekat kepada diri anak dan keluarga:

Baiklah sekarang saya ceritakan apa yang dilakukan Syahid selama 24 jam (start sore kemarin hingga sore ini).

Kemarin, dia meminta baca buku. Kemudian merapikan dan sortir mainannya bersama abi, makan malam sendiri dan kemudian tidur di kamarnya sendiri. Sayangnya bangun pagi masih nampak ngompol.

Pagi tadi Syahid bangun pagi, namun jauh lebih pagi abinya yang bagun. Setelah bangun, saya meminta dia untuk mandi. Namun ditolak (di awal) alasannya ‘nggak mau, nanti’. Baiklah, berdasar komunikasi produktif yang sudah berjalan di level 1 saya diamkan saja. Kemudian saya tawari lagi dengan menjelaskan jika tidak mandi maka banyak kuman dan gatal (catatan : Syahid sudah paham makna kuman dan seperti apa rasanya gatal). Akhirnya dia mandi.

Selesai mandi, saya minta dia sarapan. makan sendiri. Hal ini sudah berjalan sejak beberapa hari lalu.

Karena ada agenda khotmil qur’an dan cucurak, maka saya ajak dia ke rumah tetangga yang menjadi tuan rumah acara tersebut. Syahid menagih apa yang dia inginkan ‘beli yuppi’ jika keluar rumah, maka mampirlah ke warung sebentar beli susu dan yupi.

Sampai di tempat, ternyata susunya diminta oleh temannya dan Syahid tidak menolak 🙂 susu itu malah habis tandas diminum oleh temannya yang lebih kecil namun memang ‘cukup berani’. Mereka bermain bersama. Syahid seperti biasa, setiap keluar rumah memunguti ranting dan kerikil. Mainan yang paling disukainya bukanlah mainan mahal, Syahid lebih suka DIY yang dibuatnya sendiri yang berbahan : ranting, daun, kerikil, pasir dan apapun yang ia jumpai di jalan.

Seperti kejadian kemarin, dia membuat ‘sup’ telur dinosaur dari kerikil yang dibeli abi khusus untuknya. Syahid ini hobi masak, hehe.

Selesai acara, saya diingatkan oleh Syahid untuk segera pulang karena terdengar kumandang sholat dzuhur. “Mi..solat mi azan, yuk pulang” (mengenal tauhid)

Tiba di rumah, dia membawa plastik yupinya yang terakhir belum dimakan. Saya minta dia mengumpulkan plastik dan dimasukkan kedalam laci sampah (memilah sampah). Dan Syahid juga meletakkan sandalnya diatas rak.

Selesai makan yupi dan nonton smart hafiz, dia minta makan. Sayangnya tulang ayamnya berserakan, saya minta dia keluarkan tulang itu ke halaman agar dimakan kucing. Karena untuk komposter tidak boleh ada sisa konsumsi hewani.

Demikianlah agenda hari ini, sampai di rumah Syahid bermain sepeda (memutar-mutar rodanya).

Apresiasi untuknya hari ini adalah : tidak ngompol seharian, yang sulit masih di malam hari karena dia tidur sendiri sehingga untuk pipis kadang lulus nggak ngompol namun kadang juga gagal.

Ceklis kemandiriannya sudah saya lampirkan diatas 🙂

“The most important thing in the world is family and love.” – John Wooden

See you later~

3 thoughts on “Game Bunda Sayang #BunSay Level 2 #Day 1 : Melatih Kemandirian Anak”

Tinggalkan Balasan