Hari ke-3
Masih sama dengan project di level-3 ‘melatih kecerdasan emosi anak’, ekspektasi saya mau fokus untuk stimulasi emosinya melalui topik making art (melukis pakai cat air). Karena hari ketiga ini tepat hari sabtu -wiken, biasanya adaa aja agenda di luar jadwal- feeling saya mengatakan ‘wah, ini bakal gagal nih, Syahid harus ikut acara halal bihalal, lalu kapan ngecat airnya? apa diundur aja?’
Jadi ya bisa ditebak, alurnya jadi agak random.Β Making art terkalahkan dengan jadwal saya sendiri yang plotting pagi-siang untuk acara halal bihalal. Siang-sore malah sayanya yang senewen alias tepar, lelahhhh.
Dan semua itu bermula dari pagi hari…
Pagi : Syahid agak sulit dibangunkan, kecuali setelah abi bujuk dengan kegiatan yang selalu membuat matanya berbinar-binar- ‘memasak’! π₯π₯ͺπ³ππ₯π€π₯ππ
Mendengar abi bersuara lantang -khas bujuk rayuan abi ke Syahid- mengajaknya masak kue, sontak Syahid beranjak bangun dan turun dari ranjang melawan empuknya bantal π Yay! π€£
Oks, bangun tidur dengan semangat paginya junior chef andal itu masak dengan abi di dapur, sementara saya olahraga yoga dulu *gelar matras -sambil sesekali nyimak Syahid terpekik-pekik gembira dari dalam dapur. Abinya memang cukup telaten dan memang pro buat mengajari anak memasak -apapun jenisnya, skillnya memang terlatih sejak kecil. Kayaknya Syahid suka masak juga karena nurun dari abi. Tak lupa abi mendokumentasikan, kata abi ini jadi bukti aktifitas hari ini untuk dipost ke tugas bunsay π π€£
Syahid paling seneng mecahin telur, mengaduknya bersama tepung. Kayak yang biasa dia liat di video-dieo masak. Enggak hanya melihat cara membuat adonan, Syahidpun maunya langsung praktek serta mencicipi apa yang dia masak π π€£
Selesai masak – tentu kalau urusan dengan kompor serta benda panas, langsung abi yang handle- Syahid bersiap-siap untuk ke acara halal bihalal. Ini acara yang saya ikuti, Syahid sempat menolak, dia ingin ikut abinya (yang punya agenda lain). Namun setelah dijelaskan dan dibujuk akhirnya mau ikut uminya ini (fyi, Syahid kurang suka suasana ramai dan di tempat orang yang dianggapnya asing. Biasanya suka rewel atau ngajak pulang jika sudah sampai di lokasi).
Sambil sholat dhuha saya tak lupa berdo’a semoga Syahid nyaman, enggak rewel dan tanpa ada kendala yang berarti. Kemudian saya pesan grab bike -karena lumayan dekat- dan meminta Syahid menunggu di depan rumah. Ternyata dia menyiapkan tasnya sendiri, memilih-milih mainan yang mau dibawa. Well, itu artinya dia memang siap diajak ke acara di luar, Alhamdulillaah.
Sampai di lokasi, saya kira kami telat 7 menit, karena jam undangannya tertulis 8 pagi, saya tiba disana 08.07 pagi. Ternyata saya datang paling awal, wkwkwk π π€£ dan bahkan acara baru dimulai satu jam setelah itu. Kebayang kan ini anak mulai resah menunggu acara dimulai, enggak tenang, enggak nyaman, dan mulai agak rusuh.
Syahid sebagaimana anak lelaki pada umumnya, enggak bisa diem duduk manis dalam waktu yang lama. Seperti bahasan kemarin di hari kedua, jika anak perempuan lebih banyak serotoninnya (sehingga membuatnya lebih bersikap tenang) maka anak laki-laki -yang emang stok serotoninnya tidak sebanyak anak perempuan- jadinya jauh lebih impulsif. Syahid berlarian dan mulai meminta perhatian dengan berdiri mengelilingi area lesehan.
Alhamdulillah acara berlangsung dengan lancar, Syahid sempat ikut mencoba memotret (ini maksa banget, wkwkk- sambil saya awasi). π takutnya dibantingπ€£
Dari segi emosi, hari ini Syahid cukup stabil. Hanya saja di tengah-tengah acara dia minta jajan π itu mintanya maksa banget dan merengek, setelah diajak jajan ke warung baru diemπ€£
Syahid mampu mengutarakan apa yang dia rasakan, menceritakan dan meminta perhatian. Ketika jatuh, dia bilang sakit-walaupun enggak seberapa- tapi dia minta agar kakinya dielus-elus didoakan, barulah tersenyum dan mau bermain kembali.
Selesai acara (saya dapat doorprize karena datang paling awal, Syahid seneng bangetπ€£) kami pun pulang. Setiba di rumah, Syahid sangat antusias membuka doorprizenya di rumah -karena di tempat acara sempat saya tahan keinginannya untuk membuka bungkus kado- karena engga enak diliat banyak orang juga dan sebab kotaknya berat. Ternyata isinya barang pecah belah, mangkuk kaca setengah lusin.
Jam dinding menunjukkan pukul satu siang, Syahid mulai rewel – detektor alami saya menyimpulkan : dia lelah, ngantuk. Selesai Syahid pipis dan ganti baju, saya minta dia tidur, anaknya langsung nurut -didukung rasa lelah- dia bangun sore tadi sebelum asar.
Saya sendiri sebenarnya kelelahan juga, ingin tidur tapi masih ada kerjaan yang harus saya selesaikan. Akibatnya emosi saya yang malah enggak stabil. Melihat Syahid bangun dan dia minta main bersama -karena pagi tadi saya sempat buatkan puzzle sederhana dari sisa kardus paket- saya menolak diajaknya bermain, saya bilang ‘umi lelah hid’.
Syahid mulai ngamuk, kemudian dia mencari-cari alasan agar saya mau diajaknya bermain, well oke saya temani dia dengan syarat Syahid mandi dulu. Syahidpun mandi, selesai mandi dia malah pup di celana, semakin bikin saya senewen ini anak -_____-
Akhirnya ganti celana lagi dan mulailah dia bermain puzzle.
Oia untuk puzzle dari sisa kardus, ide polanya nyontek ke sahabat saya linknya di sini.
Setelah abinya pulang, Syahid senang bukan kepalang artinya ada teman untuk bermainnya, karena saya benar-benar lelaaah dan nguantuk. Pas bada maghrib abi dan Syahid ke masjid bersama-sama, kemudian melanjutkan ‘projectnya; berkreasi untuk mewarnai obyek dengan cat air. Temanya bebas, karena saya sudah janji dari pagi tadi ke Syahid untuk bermain warna namun baru bisa direalisasikan malam hari ini dengan abi. Kayaknya ini project hari ini full Abi yang sukses bikinnya.
Khusus kegiatan making art dengan painting ini cukup diincar Syahid sejak awal tahu saya beli cat air memang. Namun karena saya ‘sembunyikan jadi dia enggak ingat, baru tadi pagi ketika saya menyiapkan bahan baru dehhh Syahid menagih-nagih lagi.
Mewarnai ini melatih emosi anak, terutama menyangkut rasa sabar, kreatifitas dan berfikir abstrak. Sayangnya, Syahid enggak mau mewarnai dengan obyek kertas, dia maunya di tembok, dan abi memilihkan lokasinya, di balik pintu kamarnya π π€£
Oia, anomalinya ini Syahid kalau nulis atau memegang sesuatu tangannya lebih kuat di bagian kiri. Kecuali makan, salim, menerima atau memberi sesuatu ke orang, kami wajibkan untuk pakai tangan kanan.
Selesai ngecat, Syahid ikut sholat isya ke masjid kemudian sampai di rumah diajak nonton sama abi (jadwal dan jatah wiken). Nonton laptop π π€£ pukul 20.30 stop dan mulai beberes mainannya. Selesai sudah agenda hari ini.
Berikut laporan indikator hari ke-3 :
Semoga besok lebih baik lagi, terutama saya pribadi yang memang super overwhelmed untuk hari ini.
Dadaah~