1. BUNDA SAYANG INSTITUT IBU PROFESIONAL

Game Bunda Sayang #BunSay Level 4 #Day 7 : Mengamati Gaya Belajar Anak

Day 7

Pagi tadi, Syahid bangun pagi namun ketika bangun dia sudah telat enggak jumpa abi. Abi berangkat super pagi karena ada acara ke jakarta, jadi berangkat dari kantor jam 7 teng.

Setelah bangun, Syahid saya ajak mandi, dia enggak mau. Alasannya? seperti biasa “dingin mi, ahid gakmau.”

Well, maka saya bujuk lagi jika enggak mandi maka bau badan, gatal dan saya afirmasi kalau dia pernah ngeluh badannya gatal terutama area istinja-nya. Syahidpun mau, dia mandi.

Selesai mandi, kami sarapan berdua.

Beres sarapan, saya mengurus cucian di mesin cuci. Syahid ketakutan karena bunyi mesin pengering berisik, maka win win solutionnya adalah saya matikan mesin cuci, langsung jemur tanpa dikeringkan mesin dulu. Syahid mau bantu ambil ember dan sapu di depan.

Kemudian dia melihat laptop abi di meja kerja (enggak dibawa kerja), Syahid rekues minta nonton film naga. Karena dasarnya saya enggak pernah nyimpen film, di laptop saya sendiri isinya hanya film kartun itupun kalau Syahid mau nonton- lha jadi buka laptop abi? iya, dibuka dan saya sama sekali enggak tau isinya apa. Di rumah memang enggak menyediakan televisi, namun abi dan saya punya masing-masing laptop namun fungsi utamanya untuk bekerja, bukan nonton. Selama ini jika nonton, ya pasti abi yang tahu dimana file dan nonton film apa. Saya sendiri kurang menyukai dan enggak pernah mengoleksi film.

Syahid dan abilah yang paham isi laptop itu, alternatifnya saya wapri abi buat menjelaskan posisi film naga yang Syahid maksud (yang pernah dia tonton ketika bersama abi).

Alhamdulillah abi langsung respons. Oke, masalah selesai.

Ternyata ada masalah lagi, yaitu Syahid ngeyel minta sirup. Sirup? iyaaa sirup marjan yang warnah merah, sisa lebaran. OMG! saya sendiri enggak suka itu dan sepertinya sudah enggak enak itu rasanya. Syahid mencoba sedikit dia ngeluh -karena ada tanda-tanda giginya enggak beres- dia enggak suka, tapi…TETEP NGEYEL MINTA.. ya ampuun.

Saya ingat gigi belakangnya mulai terkikis(karies-baca disini) akibat dia gadoin sirup kental itu, maka saya kasih edukasi pelan-pelan. Syahid tetep kokoh pendirian. Sudah mau siang, sementara beberapa pekerjaan belum beres, belum menyiapkan media belajarnya juga. Plus didukung kondisi laper juga-belum makan siang-masih jam 11 maka saya berpikir untuk solusi yang tercepat. Hmmm akhirnya saya pecahkan itu botol, Syahid nangis enggak rela, biar itu kelihatan botolnya jatuh, retak dan isinya enggak layak konsumsi, daripada saya buang tuang, kelihatan saya buang-buang sirupnya (padahal sama aja, huhu).

Selesai botolnya berserakan, kami berdua nyapu, Syahid masih enggak terima, saya ajaklah dia ke kamar. Mulai mencari alternatif lain, karena dibilangin “sayang sama giginya itu hid” – enggak mempan. Well, akhirnya Syahid minta maaf, kemudian mencium saya *speechless. finally dia minta baca buku bareng, oke, oke. Dan kami mulai mencari agenda yang lebih enak – yaitu memilih-milih buku.

Ketika anak bisa memilih sesuatu, sesungguhnya anak sedang melatih kepemimpinannya.

Saya sadar kalimat itu, namun jika yang dipilih justru membuatnya sakit (misalnya sirup kental, padahal giginya udah mulai karies maka sikap yang utama menurut saya adalah menjelaskan. Jika dijelaskan enggak mempan – seperti tadi pagi, dia tetap ngeyel, enggak mau menerima edukasi, ya terpaksa menggunakan tindakan konkrit. Hilangkan penyebab utamanya (dalam hal ini, botol sirup, atau jajanan cokelat- jika kemarin-kemarin saya lemah dengan dalih sayang anak, kini saya mulai mengokohkan tekad untuk enggak selalu menuruti apa yang anak mau).

Namun untuk kebaikan? why not? seperti yang Syahid lakukan kemudian, selesai drama sirup botol akhirnya dia mau beralih ke agenda memilih buku. Syahid bebas mengambil buku mana saja yang mau dia baca bersama umi. Senang sekali jika sudah melihat Syahid tertawa-tawa menggotong beberapa bukunya dari rak yang dia pilih.

Membaca buku satu selesai, dia ambil lagi, baca lagi dan di buku ketiga hingga saya sadarperut ini lapar. Selesai membaca buku terakhir, saya minta dia makan siang dulu. Akhirnya kami makan siang berdua, dengan catatan setelah makan siang minum air putih, bukan air manis atau sirup. Lagipula sirup itu udah lenyap.

Ketika Syahid merasa kenyang, dia berhenti makan. Sambil bilang “Mi..udah, ahid kenyang.”

Terdengar adzan sayup-sayup, Syahid pun enggak ketinggalan mengikutinya, masyaaAllah sholih ya.

“Mi, adzan sholat, umi sholat disana” *menunjuk kamar depan.

Selesai makan siang, dia minum mengambil botol tumblrnya. Kali ini Syahid bilang “Mi, minum air biasa ya.” sayapun mengangguk, karena air yang manis bisa mengikis giginya. Sepertinya Syahid mulai paham.Karena gigi depan sudah nampak caries (kuning- ini efek dia enggak mau disikati, maunya sikat gigi sendiri- jadi enggak bersih) dan gigi belakang sudah mulai nampak tanda-tanda bolong agak dalam, ini efek setiap diajak ke dokter gigi dia berontak.

Well, agenda belajar hari ini cukup menegangkan sekaligus menggemaskan. Pokonya jika dikasihtau enggak mempan, satu-satunya cara saat kondisi seperti itu adalah tindakan konkrit, mengejutkan namun penuh pembelajaran bersama.

Kesimpulannya :

Hari ini cukup awkward, karena disebabkan pekerjaan saya menggunung juga plus merger pula dengan kepentingan diri untuk selalu bersama anak ini penting nomor satu. Maka kesimpulannya adalah : jangan sampai lapar keduanya.

Lha kenapa bisa?

Wkwkwkwk, iyaa kalau sampai kami berdua lapar maka yang muncul justru emosi, dan ini enggak enak banget. Hasilnya bakal muncul penyesalan setelahnya.

Antisipasi jika keduanya dalam kondisi seperti itu adalah, menjauh, siapkan makan, siapkan amunisi lucu-lucu, saling berpelukan dan pijit-pijit. Alhamdulillah Syahid sangat mudah untuk diajak bekerjasama menuju ‘kondisi titik nol atau normal’ kembali. Seperti tadi setelah adegan botol sirup yang menegangkan, akhirnya bisa switch untuk beralih dan mentralisir emosi bersama-sama berdua. Walaupun kadang berhasil, kadang enggak yaa namanya juga manusia hehehe, tapi wajib selalu untuk berlatih. Alhamdulillah..

Akhirnya Syahid bobo siang juga selesai membaca buku dan makan siang.

Berikut laporan untuk hari ini

Tinggalkan Balasan