1. BUNDA SAYANG INSTITUT IBU PROFESIONAL

Game Bunda Sayang #BunSay Level 7 #Day 4 : Semua Anak adalah Bintang

Introduction day-4

Rasa dan perasaan merupakan modal menumbuhkan kepercayaan dan keyakinan. Pun dalam stimulus hari keempat ini, untuk menumbuhkan rasa percaya pada potensi dan sinar kepercayaan diri pada anak, perlu rasa serta perasaan sosok ibu, bukan logikanya.

Sebelum masuk level ini, stimulasi yang saya lakukan kebanyakan menggunakan logika. Hal ini disebabkan saya pribadi sejak kecil lebih banyak menggunakan logika dan mengesampingkan perasaan. Ditambah jurusan kuliah pada S1 memang menuntut kekuatan berpikir logis dibandingkan rasa, dosen pengajar pun enggak ada yang bergender wanita (semuanya laki-laki) serta mayoritas kawan saya laki-laki. Maka, enggak heran jika setelah menikah sungguh perjuangan berat saya adalah menumbuhkan rasa dan perasaan feminin saya. Sebab kadar maskulin di tubuh lebih mendominasi dan hampir mendarah daging seandainya enggak segera saya sadari dan perbaiki.

Aktifitas Anak day-4

Kegiatan dari pagi hingga tidur Syahid di hari keempat adalah bermain bebas. Pagi hari selesai dia sarapan, saya ajak ke tempat ngaji. Diantar abi, kemudian abi pulang karena segera bertolak ke pesantren Darul Qur’an Mulia mengisi workshop ecobrick.

Syahid di tempat baru, awalnya menolak karena merasa asing. Namun setelah saya bujuk, dia akhirnya mau bermain bersama anak-anak lain yang juga mengantar uminya mengaji. Disana- sebelum pulang- saya belikan dia crayon dan buku mewarnai sebagai hadiah bahwa dia kooperatif (sekalian beli, sebab Syahid enggak punya crayon- yang lama sudah habis).

main bersama kawan

Pulang dari sana, dia sangat antusias. Dibongkarnya tas saya dan dia jajar crayonnya. Saya ambil momennya.

krayon baru

Kemudian sore hari, setelah membantu saya mengambi jemuran, menata barang mainannya, Syahid mengambil smart hafiznya. Kemudian terjadi dialog :

Syahid : “Mi, smart hafiz Syahid rusak abis Syahid cuci.” (dia masih ingat kejadian itu, sejak saat itu dia enggak mau menyentuh smart hafiznya- termasuk saya- karena gambarnya kabur semua)

Saya : “Iya, memang Syahid kenapa bawa smart hafiz itu, kita belum perbaiki lagi kan?”

Syahid : “Syahid nyalain ya mi, coba nyala.” *kemudian dia nyalakan dan masyaaAllah kok bisa ya normal lagi, wkwkwk

Syahid : “Miiii…umiii.. bisa mi…” *lonjak-lonjak senang.

Saya pun bersyukur, enggak jadi servis karena bisa nyala dan normal lagi.

Selesai nonton, entah apa yang dia lakukan (saya bebaskan)- saya kembali baca buku -menamatkan sebuah buku karena memang target pekan ini beres. Terdengar klotak-klotak di dapur. Kata Syahid, “Mi, Syahid bikin kue ya.”

Saya diam aja, toh biasanya paling isinya air dan mangkuk yang dia jajar. Setelah saya lihat Syahid selesai dari dapur, dia asyik main lego. Coba saya cek dan TADAA!! ternyata dia ambil tepung beneran dan dia ‘bekukan’ di kulkas. Saya tanya, “Hid, bikin apa?”. Syahid jawab, “Bikin puding putih mi.”

saya kaget, melihat wstafel penuh setelah terdengar krompyang2 di dapur.
karya Syahid, dia tata sedemikian rupa setelah mengaduk-aduknya di mangkuk besar.

Wkwkwkwkk, puding putih ini mah tepung teriguuuu. Tapi yasudahlah. Itu karya dia sendiri. Pas abi pulang, dia ceritakan itu karyanya.

Malam hari kepala saya migren sakit, Syahid akhirnya tidur sendiri di kamarnya tanpa kami temani. Pasalnya walaupun minum obat, saya juga kedinginan hebat. Saya enggak tahu Syahid tidur jam berapa, intinya dia tidur bareng smart hafiznya di kamarnya, sendirian, anak mandiri. Hiks.

Semua Anak adalah Bintang

Berikut uraian indikator pada hari ke-empat :

  • Umi meluangkan waktu membersamai anak (saya bersamai dari pagi hingga abi pulang- selebihnya dia bersama abi).
  • Umi tidak mengeluarkan energi negatif di depan anak (alhamdulillah bisa ngerem diri, walaupun kondisi badan di sore hari mulai drop).
  • Umi tidak ngomel, umi sabar (alhamdulillah bisa lebih menahan diri untuk enggak ngomel ke anak).
  • Anak mampu mengungkapkan perasaannya (Syahid bisa bercerita dan mengungkapkan apa yang dia rasakan sehari itu pada saya dan abinya).
  • Binar mata anak memancarkan antusiasme dan keceriaan (selalu bersemangat dan hepi setiap melakukan aktifitas yang dibebaskan, terutama memasak dan baca buku).
  • Abi mendukung kegiatan anak dan membantunya (abi handle Syahid setiap hari terutama jika saya sibuk/sakit).
  • Anak bebas eksplorasi sesuai apa yang diinginkan (setiap dibebaskan selalu ada ‘karya’ yang unik dia kerjakan- di hari keempat – memasak).

Berikut tabel rangkuman ceklis di hari ke-4. Semoga esok lebih baik lagi. Amiin.

day 4

Tinggalkan Balasan