inilah aku…
hari ini aku ingin mengamati diriku sendiri.. karena beberapa orang (hingga dosen) mengatakan bahwa aku ini tertutup dan nampak selalu bersedih.. aku sendiri heran, namun inilah aku..
selidik penuh selidik.. ternyata aku mempunya pembawaan sejak kecil : sedikit tertekan dan mengalami goncangan batin yang lumayan hebat..
ayah ibuku bercerai ketika usiaku masih dua tahun. aku dititipkan ke nenek dan kakek (alm). sehingga aku sendiri tidak tau menahu masalah itu, selain dibohongi oleh lingkungan bahwa ayahku mati dan ibuku pergi jauh (masih kecil aku sih percaya saja) sehingga aku membiasakan diriku hidup bersama kakek nenek.
—
hari ini aku googling dampak perceraian pada anak. aku tau aku sudah dewasa dan sudah melalui masa kanak-kanak. namun sejatinya masa itulah yang membentukku jadi seperti sekarang ini..
inilah yang harus para orangtua perhatikan.. dampak buruk perceraian pada anak ! karena di masa kanak-kanak lah kepribadian mulai dibentuk, pola pikir mulai berkembang dan di masa emas itulah anak-anak mulai menyimpulkan sesuatu…
check this out!!
Dampak perceraian terhadap perkembangan psikologis anak
Dampak pada anak-anak pada masa ketidakharmonisan, belum sampai bercerai namun sudah mulai tidak harmonis:
1. Anak mulai menderita kecemasan yang tinggi dan ketakutan.
2. Anak merasa terjepit di tengah-tengah. Karena dalam hal ini anak sulit sekali memilih papa atau mama.
3. Anak sering kali mempunyai rasa bersalah.
4. Kalau kedua orang tuanya sedang bertengkar, itu memungkinkan anak bisa membenci salah satu orang tuanya.
nomor 1-4 benar-benar kurasakan !! 🙁
Dalam rumah tangga yang tidak sehat, yang bermasalah dan penuh dengan pertengkaran-pertengkaran bisa muncul 3 kategori anak.
1. Anak-anak yang memberontak yang menjadi masalah diluar. Anak yang jadi korban keluarga yang bercerai itu menjadi sangat nakal sekali karena Mempunyai kemarahan, kefrustrasian dan mau melampiaskannya, Selain itu, anak korban perceraian jadi gampang marah karena mereka terlalu sering melihat orang tua bertengkar. Namun kemarahan juga bisa muncul karena dia harus hidup dalam ketegangan dan dia tidak suka hidup dalam ketegangan. Dia harus kehilangan hidup yang tenteram, yang hangat, dia jadi marah pada orang tuanya kok memberikan hidup yang seperti ini kepada mereka. Waktu orang tua bercerai, anak kebanyakan tinggal dengan mama, itu berarti ada yang terhilang dalam diri anak yakni figur otoritas, figur ayah.
2. Anak-anak yang bawaannya sedih, mengurung diri, dan menjadi depresi. Anak ini juga bisa kehilangan identitas sosialnya.
3. Gampang cemas dan sedih. Banyak penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah dan detak jantung anak meningkat saat ia mengetahui ada orang dewasa, terutama orang tuanya, bertengkar. Dampak jangka panjangnya jelas bisa membuatnya stress.
4. Merasa tidak aman (insecurity), Marah Sedih dan kesepian. Kehilangan, merasa sendiri, menyalahkan diri sendiri sendiri sebagai penyebab orangtua bercerai. Perasaan-perasaan ini dapat menyebabkan anak tersebut, setelah dewasa menjadi takut gagal dan takut menjalin hubungan dekat dengan orang lain. Beberapa indikator bahwa anak telah beradaptasi adalah: Menyadari dan mengerti bahwa orang tuannya sudah tidak lagi bersama dan tidak lagi berfantasi akan persatuan kedua orang tua, Dapat menerima rasa kehilangan, Tidak marah pada orang tua dan tidak menyalahkan diri sendiri, menjadi dirinya sendiri.
—–
Maka… untuk para orangtua.. sebelum bercerai pikirkanlah anak anda.. karena sejatinya yang merasa lega hanyalah diri anda sendiri di saat perceraian. namun ketahuilah..perasaan anak anda, mental, pikiran dan kondisinya justru jauh lebih terpuruk daripada anda. okelah mungkin anda berfikir anak anda tidak paham. namun ketahuilah, anak anda secara tidak langsung mampu menilai dan mampu bereaksi. mereka bukanlah ‘barang’ yang anda hasilkan dan bisa ‘dititipkan’ begitu saja. namun mereka adalah ‘jiwa’ yang dititipkan Sang Pencipta agar menjadi nilai pahala bagi anda.