Berat ketika seluruh agenda yang sudah direncanakan, ditulis dan disiapkan malah terbengkalai. Biasanya jikapun terbengkalai masih bisa berbagi tugas dengan suami, kini suami di Medan walaupun besok sabtu malam sudah pulang tapi ini terasa berat menurutku. *mulai baper (liat kalender dulu deh, sapa tau lagi siklus wkwkwk).
Semalam beres ‘membersihkan tembok’ yang penuh coretan krayon, pulpen dan spidol dengan pasta gigi alias odol. Odol yang tajam pakai merk enzym. Beres membersihkan tembok ukuran 50 cm x 7meter langsung encok badan. Tapi anehnya beres itu malah gakbisa tidur, baru tertidur pukul 22.30 WIB.
Seolah baru memejamkan mata sebentar, sudah terbiasa ‘setting’ alarm pukul 3.30. Tetiba anak menangis sebelum alarm berbunyi. Kutengok jam masih menunjukkan angka 2.30 dini hari. Kukira anak meminta minum ternyata badannya demam, panas tinggi. Sekonyong konyong (kepala pening langsung bangun) mengambil obat demam di kotak obat. Memberonya minum banyak-banyak dan memijitinya. Gak berhenti disana, anak ini rewel memanggil abinya. Ah, ini mah sakit karena ditinggal abinya kemarin -efek nggak ridho- okeh, fine.
Pagi ini beres masak, harapannya anak mau makan ternyata tetap menutup mulutnya sambil menangis guling-guling. rewel. badan panas. Okelah, fokus anak dulu untuk hari ini. Mohon maaf yang telah menunggu, ini di luar perkiraan 🙁
