3. BUNDA PRODUKTIF INSTITUT IBU PROFESIONAL

Jurnal Membangun Pondasi Karakter Hexagonia

Sengaja saya langsung menyimak materi dari pagi tadi, dan ingin lanjut mengikuti diskusi live Mardika tetapi qadarullah ada tamu datang berkunjung ke rumah. Jadinya, saya post poned, menundanya, baru bisa memutar video diskusinya sekitar pukul 10 pagi, tepat selesai agenda siaran langsungnya.

Seusai fokus pada zona passion di jurnal sebelumnya, pekan ini bergerak maju fokusnya untuk membangun pondasi karakter. Ya, passion tanpa karakter yang baik akan lumpuh, tak berkembang. Sebaliknya, passion yang didukung oleh kinerja karakter yang mantap, akan melesat dan bertumbuh pesat.

Mengenali, mempelajari karakter tentu bisa kita dapatkan dari banyak sumber. Sebagaimana yang disampaikan oleh Bu Septi bahwa ada banyak referensi terkait topik ‘karakter’ ini. Saya sendiri telah mempelajari karakter GRIT bulan lalu. Dimana GRIT merupakan kombinasi antara passion (tahu secara mendalam hal yang diinginkan) dan perseverance (kerja keras dan daya tahan).

Berikut ini rangkuman dari GRIT yang saya pelajari. Penulis bukunya bernama Angela Duckworth, beliau adalah seorang psikolog.

Angela Duckwrth dalam bukunya menceritakan tentang proses penelitiannya dalam camp militer Amerika. Beliau ingin melihat terkait hal apa yang membuat seseorang bisa bertahan dalam -salah satu jenis pelatihannya, yang paling berat. Dari hasil penelitian itulah mendapat sebuah simpulan bahwa yang menjadi penentu keberhasilan seseorang bukanlah bakat tetapi yang disebut dengan ‘GRIT’, yakni divisualisasikan seperti seseorang yang berlari marathon. Langkah awal terasa ringan, nyaman, namun semakin berlari semakin terasa berat, tubuh terasa ngos-ngosan, sementara garis finish belum terlihat. Sehingga ketika kemampuan fisiknya sudah melemah, atau turun jauh sekali, yang tersisa adalah kekuatan mental untuk terus berlari ke tujuan atau garis finish.

GRIT (Passion + Perseverance)

Aset psikologis yang berkaitan dengan GRIT meliputi 4 aspek :

  1. Minat (interest) : melakukan hal yang disukai.
  2. Berlatih (practice) : mendapatkan kesenangan dan peningkatan dari proses berlatih.
  3. Harapan (hope) : meyakini bahwa tujuan bisa diraih dan tantangan bisa diatasi.
  4. Memiliki tujuan (purpose) : yakin bahwa yang dilakukan penting untuk dirinya dan berdampak pada orang lain. Ini biasanya terjadi setelah beberapa tahun berlatih.

Minat yang menjadi pemantik

Saya pribadi mengawali dari minat. Mungkin teman-teman yang bertanya pada saya, ‘apa minatnya Nikmah?’ tentu jawaban saya tak pernah jauh dari sebuah kata kerja, ‘menulis’.

Ya, saya memiliki minat besar sejak kecil untuk menulis. Saya memiliki motivasi dari dalam diri, tak ada yang menyuruh. Sebab dengan menulis seolah diri saya telah melepaskan beban dari dalam kepala yang luar biasa berat. Ya, menulis merupakan hal penting di kehidupan sehari-hari.

Menulis juga menjadi sesuatu hal yang saya inginkan. Bahkan membantu mimpi-mimpi saya dalam menggapai cita-cita. Baru bisa saya sadari, walau cukup telat, ketika masa SMA. Sebelumnya, saya hanya menulis diam-diam di berbagai lembar kertas, tak ingin orang lain membacanya. Namun, rasa percaya diri itu muncul tatkala saya ditemui oleh seorang guru bahasa di SMA, mengharapkan saya untuk menulis dan menghasilkan karya. Beberapa nangkring di mading sekolah, di majalah sekolah hingga saya dipercaya menjadi ketua redaksi untuk hal tersebut. Dari sana, beberapa impian bisa terwujud, berkat menulis, termasuk bisa melanjutkan ke bangku kuliah.

Rasa memiliki terhadap minat juga menjadi penentu. Saya berusaha terus menulis untuk menimbulkan suka cita, bahagia. Saya juga sangat menikmati prosesnya walau tidak mudah. Bisa bertahan berjam-jam bahkan berhari-hari jika saya sudah ‘tenggelam’ dalam proses menuangkan ide dalam goresan kata. Termasuk dalam hal mengerjakan jurnal tugas kelas.

Sejak awal, saya terbiasa mengumpulkan jurnal di hari pertama. Entah kenapa, setiap selesai menyimak materi dan diskusi, terbit postingan tantangan jurnal, rasanya ingin sesegera mungkin menuangkan semua uneg-uneg. Mungkin karena terus dikuatkan oleh kebiasaan dari 2017 silam. Mulai dari masa pra-matrikulasi. Sebisa mungkin saya proaktif, beres di awal waktu.

Keuntungan dari menulis di awal selain mampu mengurai segala isi kepala terhadap tantangan serta ide yang membuncah kala itu juga menjadi bagian dari menghemat waktu. Mengerjakan di awal bisa menjadi suatu prioritas yang patut saya pupuk, khususnya saya yang masih mudah terdistraksi dan memiliki list to do agak panjang.

Namun, kali ini tantangannya berbeda 180 derajat. Ketika memasuki level bunda produktif ini. Hampir keseluruhan tugas berisi tugas kelompok (baca : perlu diskusi cohousing). Dimana, mau enggak mau harus menunggu semua muncul, semua menyimak dan diskusi bersama. Rasanya bagi saya itu sungguh menantang, super duper berat. Namun, tak akan meluruhkan jemari ini untuk mengetik dan mengumpulkan dulu, sembari nanti selesai diskusi di cohousing, bisa saya revisi (karena saya tuliskan di blog). Semua ini karena saya begitu antusias serta sudah menjadi kebiasaan, dari awal di institut. Semua tugas selalu saya kumpulkan melalui post blog di awal waktu. Dari matrikulasi, bunsay (bunda sayang), serta buncek (bunda cekatan). Dan kini di bundpro.

Sambil mengetik jurnal ini (menyicil), grup whatsapp cohousing masih mendiskusikan penentuan ‘jam online bareng’ yang tak bisa dihadiri alias menuliskan list hari atau jam tidak bisa hadir diskusi.

Saya pribadi, mengusulkan jadwal untuk hari Rabu fokus membahas materi termasuk tugas jurnal. Hari kamis bisa diskusi isian jurnal dan seterusnya. Harapannya, enggak ada hexagonia yang mepet submit tugasnya. Tapi, sekali lagi, karena ini kerja kelompok, tentu membuat semua orang senang dan sepakat itu enggak mudah. Jadi, terpenting untuk saat ini saya fokus menyelesaikan jurnal pribadi dulu.

Sore hari ini juga, saya mencoba untuk menyetorkan pilihan karakter saya di grup dan FBG. Tujuannya supaya menyelesaikan tugas ini dan menularkan ke cohousing. Semakin matang pemantapan karakter, semakin mudah berkoordinasi membangun proyeknya.

Pilihan Karakterku

Saya memilih untuk menguatkan ‘inisiatif’ : the ability to assess and initiate things independently, the power or opportunity to act or take charge before others do (Oxford dictionary).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inisiatif adalah membuat langkah pertama dalam mengusahakan sesuatu. Dengan kata lain, inisiatif adalah bentuk kesadaran diri dari individu yang berpikir bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya atau memenuhi suatu hal.

Menurut Youth Employment, kemampuan inisiatif adalah melakukan sesuatu atau bekerja tanpa harus diberi tahu terlebih dahulu apa yang harus dilakukan.

“Inisiatif adalah membuat langkah pertama dalam mengusahakan sesuatu.”

KBBI

Pilihan karakter ‘inisiatif’ ini akan saya kuatkan, mulai terasa saat saya mengeluarkan berbagai ide (dari nama cohousing, usulan nama klaster hingga saat pemilu pun saya terlibat aktif menjadi tim sukses cawalkot) sampai pada sebuah proyek didalam cohousing yang bernama ‘Selasar Aksara Unboxing’. Ide tercetus dari bidang kepenulisan yang tak hanya fokus pada produk berbentuk buku, melainkan lebih dari passion for business, yaitu passion for service.

Dalam proyek cohousing, saya dan teman-teman ingin meluncurkan kelas menulis yang didedikasikan untuk hexagonia, terkhusus mereka yang memiliki ketertarikan di bidang kepenulisan.

Disclaimer!

Dalam jurnal ini, saya ingin menguraikan pikiran saya terlebih dahulu, sebelum berdiskusi dengan grup CH. Adapun untuk hasil diskusi dari CH, akan saya update dua atau tiga hari setelah semua sepakat dan menyelesaikan diskusinya. Akan saya tambahkan di bagian akhir khusus untuk kolom diskusinya.

[Versi Pribadi, ditulis Rabu 20 Oktober 2021]

Tentukan Goals

Langkah pertama, perlu menentukan tujuan besar kapal proyek berlabuh kemana dan untuk apa. Saya rangkum menjadi 2 tujuan :

  1. Menyelesaikan dan melaksanakan pembuatan modul kelas menulis.
  2. Melaksanakan dan terlaksana kelas menulis umum dan khusus yang telah disepakati oleh grup.

Inti dari ‘Selasar Aksara Unboxing’ adalah ‘dari hexagonia di bidang kepenulisan’ untuk ‘hexagonia’ dan umum. Tujuannya mewadahi para hexagonia yang hendak menerbitkan buku atau menulis naskah supaya lebih mengikat dan memikat melalui kelas terstruktur yang kami isi. Bukan hanya dari genre fiksi, namun juga non-fiksi. Kami yang berada didalam cohousing selasar aksara, mengambil inisiatif dengan ‘learning by teaching’ sebagai penambahan jam terbang serta portofolio sebagai penulis (di bidangnya masing-masing).

Tentukan Boost, Delays, dan Risks yang terkait karakter moral dan kinerjamu.

Saya pribadi merasa boost berasal dari dalam diri, mulai dari sifat yang rajin, semangat, disiplin serta karakter inisiatif. Hingga terbentang sumber profesional yang saya kenal dan dekat yang bisa saya jadikan rujukan jika terdapat kendala suatu saat nanti dalam proyek ini.

Adapun delays, seperti biasa, saya cukup perfeksionis (all or nothing at all), sehingga takutnya terkendala sikap menunda-nunda (karena ingin segera selesai, tapi malah enggak mau setengah-setengah sehingga menundanya atau kerjakan sekaligus). Selain itu bisa jadi jika ada kesulitan koordinasi, ada yang tidak mudah dihubungi atau slow respons dan saling menunggu. Pun dari dalam internal saya, misalnya terjadi force majeure yang mana kondisi terkini saya lagi engap banget, hamil trimester tiga, jika diprediksi beberapa bulan lagi saat proyek berlangsung bisa jadi saya menghadapi persalinan yang membutuhkan tenaga dan kesiapan mental juga. Sehingga fokus yang perlu saya jalani di proyek ini, seandainya tak segera dipacu, akan saya geletakkan atau mangkrak begitu saja.

Risiko yang dihadapi pun, ekstrimnya, proyek ini tertunda. Jika terjadi miskomunikasi, tak saling memahami dan mengenali, tak juga memaklumi satu sama lain, dan sekadar gugur tugas. Wallahu’alam apakah bisa langgeng atau tidak. Saya pribadi berharap proyek ini bisa memantik ke depannya sebagai tujuan jangka panjang di bidang kepenulisan teman-teman. Tapi, ya, kembali lagi ke individu masing-masing.

[Updated! Setelah Diskusi, Jumat 22 Oktober 2021]

Goals [Updated]

Goals atau tujuan dari Project Passion Selasar Aksara adalah ‘Terselenggaranya kelas menulis bagi hexagonia‘.

[Versi updated – pasca Diskusi Selasar Aksara. Jumat 22 Oktober 2021]

Boosts :

  • Endurance,
  • Konsisten,
  • Disiplin Diri,
  • Diligence,
  • Inisiatif,
  • Fokus,
  • Ulet,
  • Berdikari,
  • Bertanggungjawab

Delays:

  • Perfeksionis
  • Kurangnya komitmen
  • Tidak disiplin dengan target
  • Menunda-nunda
  • Saling menunggu

Risks :

  • Kurangnya kerjasama
  • Anggota tim tidak bertanggung jawab
  • Komunikasi buruk
  • Pasif

Identifikasi Tantangan

  1. Tentukan Karakter booster yang harus ada.
  2. Tentukan Pilihan karakter.

[Update Setelah Diskusi, Jumat 22 Oktober 2021]

Karakter yang dibangun dan boosternya menyesuaikan diri masing-masing anggota cohousing.

Karakter kinerja yang kita pilih untuk dikuatkan selama menjalankan proyek. Artinya kita pertanggung jawab terhadap karakter tersebut dalam berkontribusi. 

Jadi, karakter ini kita pilih karena akan berguna untuk pencapaian goal yang kita (bersembilan) tentukan selama perkuliahan bunda produktif. Dalam hal ini proyek CH : Selasar Aksara Unboxing.

  1. Nama : Raida Hasanah
    Karakter Kinerja: Endurance
    Definisi: Daya tahan, kekuatan batin untuk menahan stres dan melakukan yang terbaik.
  2. Nama : Ernawati
    Karakter Kinerja: Konsisten
    Definisi: Taat asas, ajek
  3. Nama : Roshinta Dewi
    Karakter Kinerja: Disiplin Diri
    Definisi: mengikuti peraturan yang ditentukan secara pribadi, dengan ketertiban, konsistensi, dan tanggung jawab.
  4. Nama: Ari Fatimah 
    Karakter kinerja: Diligence
    Definisi: Ketekunan, menginvestasikan seluruh energi saya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
  5. Nama : Khoirun Nikmah
    Karakter Kinerja: Inisiatif
    Definisi: membuat langkah pertama dalam mengusahakan sesuatu.
  6. Nama : Nisa 
    Karakter Kinerja: Fokus
    Definisi: Senantiasa berusaha fokus mengikuti perkuliahan di tengah segala bentuk tantangan di dunia nyata 🤭
  7. Nama: Evi
    Karkater Kinerja: Ulet
    Definisi: tidak mudah putus asa yang disertai kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan dan cita-cita
  8. Nama : Istikharoh
    Karakter Kinerja: Berdikari
    Definisi: memiliki ketangguhan bertahan, mandiri dan bertanggung jawab.
  9. Nama : Nurlita Tsania
    Karakter Kinerja: bertanggungjawab (responsible)
    Definisi: menyelesaikan apa yang telah ditetapkan dengan baik.

🤍 Karakter Kinerja Selasar Aksara : Endurance, Konsisten, Disiplin Diri, Diligence, Inisiatif, Fokus, Ulet, Berdikari dan Bertanggung Jawab. 

🤍 Karakter Booster Selasar Aksara : Endurance, Konsisten, Disiplin Diri, Diligence, Inisiatif, Fokus, Ulet, Berdikari dan Bertanggung Jawab. 

Character to Nations

🤍 Dari Selasar Aksara untuk Hexagonia : Endurance, Konsisten, Disiplin Diri, Diligence, Inisiatif, Fokus, Ulet, Berdikari dan Bertanggung Jawab. 

Demikian isi jurnal pekan zona Karakter kali ini. Semoga semua proyek yang akan dilaksanakan bisa berjalan dengan seimbang dan dimudahkan. Amiin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *