Pekan ketiga, berkaitan dengan membuat rencana berdasar prioritas dari mind map secara mandiri sebagai mentee. Sedangkan sebagai mentor, hanya memantau dan menyimak apa kebutuhan mentee dan menjawab jika ditanya (tidak menyuapi) saat diskusi.
Pertemuan dengan Mentor
Seperti jadwal rutin, saya bertemu dengan Mbak Kamilah di hari Selasa pukul 13.30 WIB melalui zoom. Berbeda dari pertemuan lalu, kali ini kami memakan waktu hampir satu jam, hehehe. Nggak terasa saling ngobrol panjang-lebar. Banyak hal yang saya pelajari serta saya contoh dari Mbak Kamilah. Beberapa arahannya juga sudah saya catat dan saya coba lakukan. Salah satu yang menjadi topik terhangat adalah berkaitan dengan mindset, kebiasaan serta hal yang patut disyukuri selama kehamilan.
Disebabkan materi yang saya pilih ini memang insidental, tidak berkaitan dengan mind map saya, maka dalam membuat rencana pun saya tulis apa adanya, sbb.

Tujuan utama saya mengikuti mentoring memang untuk fokus pada kehamilan yang mulai berjalan dari bulan Mei 2021. Sehingga saya harus belajar banyak, sudah lama tak merasakan perubahan tubuh yang mendadak seperti saat ini.
Kemudian dalam membuat skala prioritas, saya menggali lagi dari mind map dan masih ada korelasinya, Alhamdulillah.

Dan the last, berkaitan dengan target cekatan. Tentu saya ingin cekatan sebagai seorang ibu, terutama kini sebagai ibu yang sedang hamil, sekaligus penulis.

Demikian rencana garis besar yang saya uraikan untuk ke depan. Sedangkan jangka pendek, fokus saya tetap kepada proses kehamilan serta persiapan persalinan nanti. Bismillah, semoga Allah mudahkan.
Pertemuan dengan Mentee
Berbeda dengan pertemuan sebelumnya, saya hanya berbagi beberapa hal yang ditanyakan oleh mentee. Karena tidak ada pertemuan virtual lagi, saya gunakan vidio secara mandiri untuk menjawab pertanyaan serta pemaparan beberapa hal yang saya alami terkait sesuatu yang mentee butuhkan. Dalam hal ini saya fokuskan pada perjalanan proses penerbitan buku. Saya buat melalui aplikasi canva dan saya unggah di tautan youtube. Selanjutnya, saya akan berkomunikasi melalui messenger dengan mereka.
Mentee pertama sudah memberikan pemaparan kebutuhan serta rencana yang hendak ditempuh. Saya kira ia akan lebih cepat melesat dengan sendirinya karena tinggal memoles sedikit. Sedangkan mentee kedua, tinggal memberikan sarana dan arah dari apa yang hendak dituju (lebih ke praktikal cara menulis buku). Karena keduanya berbeda, saya juga hadir menyesuaikan apa yang ingin digali masing-masing. Sebenarnya pengeeeeen banget ngasih banyak amunisi ‘ini-itu’ ke mereka berdua, namun, saya harus menahan diri. Karena bagaimanapun, tidak boleh ‘menyuapi’ sebab kini sudah ada di tahapan akhir, kupu-kupu, yang tidak rakus, kecuali jika memang kebutuhan mentee itu perlu asupan lebih (misalnya kurang makan di tahap kepompong) maka saya tak akan segan untuk memberi varian amunisi.
Demikian jurnal pekan ketiga. Semoga semakin berdaya ya!