Malam ini saya belajar tentang ‘Adab, khususnya hak tetangga. Hadist 103 dari kitab khusus adab-adab, disampaikan oleh Ustadz Muhammad Halid Syar’ie.
Materi ada pada Youtube ini. Saya menuliskan ulang, dalam rangka mengikat ilmu dan bisa saya baca lagi sebagai pengingat diri.
Hadits ke 103 [dari kitab al-Adab al-Mufrad imam al-Bukhari]
Abu Zhabyah Al-Kala’iy berkata: Aku mendengar Al-Miqdad bin Al-Aswad mengatakan, “Rasulullah ﷺ bertanya kepada para Shahabatnya tentang zina. Mereka menjawab, ‘Haram, karena Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya.’ Maka Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Seseorang berzina dengan sepuluh wanita lebih ringan (dosanya) baginya dibanding dia berzina dengan wanita tetangganya.’
Lalu Rasulullah ﷺ bertanya tentang mencuri. Mereka menjawab, ‘Haram, karena Allah ‘Azza wa Jalla dan Rasul-Nya telah mengharamkannya.’ Maka Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Seseorang mencuri dari sepuluh rumah lebih ringan (dosanya) baginya dibanding dia mencuri dari rumah tetangganya.”[Shahih. Diriwayatkan Ahmad (6/8) dan Ath-Thabraniy (20/hadits 605). Lihat Ash-Shahihah (65)]
MasyaaAllah. Bagaimana kitab ini tersusun, dengan cara Imam Al-Bukhari menyusun bab ini, luar biasa. Beliau memang ahli menempatkan bab dan judul-judul di posisi mana.
Definisi Tetangga
Definisi tetangga oleh para kata ulama bermacam-macam memaknai arti kata ‘al-jār‘, ada yang mengatakan 40 rumah dari rumah kita dari segala sisi. Sebagian mengatakan dari sebuah riwayat, tetangga 40 rumah itu namun tidak bisa dijadikan hujjah.
Menurut ulama bersepakat bahwa tetangga adalah rumah-rumah yang menempel dengan rumah kita. Mau kanan, kiri, belakang, maka mereka ini termasuk kedalam al-jār. Dimana mereka adalah memiliki hak.
Adapun yang tidak menempel, kembali kepada al-‘urf, bagaimana kebiasaan di suatu tempat itu menyebut tetangga. Makanya bisa dimaknai berbeda-beda. Bisa satu klaster, satu gang atau yang lain, misal jalan besar. Tidak selalu 1 RT, karena depan-depanan bisa berbeda. Begitu juga dengan apartemen, misalnya yang dianggap tetangga yang 1 lantai. Karena sering melihat. Juga rumah susun, misalnya satu unit dianggap bertetangga karena lebih dekat. Kembali ke kebiasaan orang sekitar menganggap tetangga itu sampai mana.
Tetangga Dalam Islam
Dalam islam, tetangga itu memiliki hak. Rasulullah meminta kita baik kepada tetangga bahkan menyangkutkannya dengan iman. Barangsiapa yang beriman pada hari akhir maka berbuat baiklah pada tetangga.
Mari kita belajar dari Para Shahabat Rasulullah, di kala Rasulullah bertanya terkait perkara zina. Para sahabat menjawab haram, karena Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya.
Maka, segala sesuatu yang disebut haram adalah sebab sesuatu itulah yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya, bukan atas kemauan sendiri. Kita tidak boleh mengharamkan yang halal atas kemauan kita. Begitu juga sebaliknya kita tak boleh menghalalkan apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Para Sahabat menjawab ‘haram ya Rasulullah’ sebab alasannya adalah karena diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Di sini kita bisa melihat kualitas ketinggian dan kepatuhan para sahabat atas perintah Allah dan Rasul-Nya. That’s enough, hanya itu. Karena sebagian besar orang menjelaskan ini dan itu karena ada sebabnya, hikmahnya atau ilmunya. Namun sahabat tidak demikian, sudah cukup dengan haram dengan alasan itu, karena dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Kandungan hadist 103
Dosa itu tingkatnya berbeda-beda, ada levelnya.
Zina itu dosa besar
Jika zina dengan tetangganya, maka dosanya lebih berat lagi dosanya. Zina dengan kerabat jauh lebih besar dari di luar kerabat. Dosanya lebih parah. Karena tetangga memiliki hak yang besar. Salah satu hak besar tetangga adalah tidak boleh diganggu, lha ini malah zina, merusak rumah tetangga. Maka dosanya lebih besar.
Hak tetangga kita adalah kita mencegah hal keburukan itu terjadi, maka jika tetangga itu melakukan maka itu besar. Jika kita terabas haknya, dosa semakin besar.
Hak Allah kepada kita itu besar, maka kita tidak boleh menerabas hak Allah, menyekutukannya, maka neraka selama-lamanya.
Hak itu perlu kita jaga, tak boleh kita ganggu.
Rasulullah pernah ditanya oleh sahabat tentang dosa-dosa besar.
Rasulullah menjawab, “Engkau menjadikan sekutu bagi Allah, padahal Allah menciptakanmu.”
Kemudian sahabat bertanya, “Apa lagi ya Rasulullah?”
“Kamu membunuh anakmu sendiri karena takut tidak bisa memberi makan.”
Dan kemudian bertanya lagi, “Apa lagi ya Rasulullah?”
“Kamu berzina dengan tetanggamu sendiri.”
Pun dengan kedekatan. Maka dengan kasus yang serupa, misalnya ayah berzina dengan anaknya, kakak dengan adiknya, itu jauuuh lebih besar, termasuk apalagi berzina dengan tetangga.
Jika kita punya tetangga, ia punya hak. Jika muslim, maka haknya ia bertambah. Jika ia saudara kita, sebagai kerabat maka nambah lagi haknya, menjadi ada 3 hak. Jadi, jika kita berbuat buruk dengan ketiganya maka kita punya dosa terhadap 3 hak tersebut.
Jika bukan kerabat, haknya 2, yakni sebagai tetangga dan muslim.
Jika non-muslim, haknya adalah memiliki hak sebagai tetangga yang perlu kita jaga juga.
Dosa besar lainnya, juga berkaitan dengan tempat-tempat mulia, misalnya di Masjidil haram, masjid, tempat menimba ilmu dan majlis ilmu.
Juga waktu-waktu yang mulia. Yaitu bulan haram : Muharram, Rajab, Dzulqaidah, dan Zulhijah. Jangan menzalimi dan pelarangan di sini.
Maka, dosa orang yang berdosa di bulan Rajab (bulan ini) maka berbeda dosanya dengan bulan-bulan lain.
Kita wajib melindungi diri dan menutupi dosa kita.
Kata Rasulullah, “Setiap umatku diampuni dosanya, kecuali mujahir, yaitu mereka yang malamnya berdosa, Allah tutupi dosanya, namun justru esoknya dosanya ia bagikan (share) dosa-dosanya.”
Kembali ke topik dosa besar.
Orang yang berzina dengan orang yang berkeluarga, maka dosanya plus-plus, dibanding dengan orang yang tidak berkeluarga. Lebih berat. Karena:
– ia telah merobohkan hak tetangga.
-menyakiti hati pasangannya.
-menghancurkan rumah tangga dan keharmonisan
-membuat aib dan mencemarkan nama keluarga
Orang tua berzina dosanya lebih besar dibanding anak muda. Karena dorongan syahwatnya tidak sebesar anak muda.
Kata Rasulullah, ada 3 golongan yang tidak diajak bicara oleh Allah, salah satunya adalah orang tua yang berzina. Naudzubillahimindzalik.
Pun dengan dosa orang yang punya keluarga, ia malah berzina, padahal punya pasangan halal, maka hukum qishahsnya juga berat.
Semakin banyak dan dekat orang itu dengan kita maka hak itu semakin besar terhadap kita.
Karena kita tahu, ada orang yang baiiiiiiiik banget dengan orang lain dan orang jauh namun justru jahat dan tak memenuhi hak orang terdekatnya.
Masalah Pencurian
Diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Lebih berat dosanya dibanding mencuri 10 rumah orang yang bukan tetangganya. Dari hal yang remeh misalnya sandal, baju jemuran, wifi tetangga, ini haram.
Maka, marilah semampu kita jaga hak tetangga, jangan bikin tetangga tidak nyaman. Mari berbuat baik kepada tetangga.
Sesi pertanyaan (Tanya-Jawab)
- Tanya : “Jika ada tetangga yang suka nyinyir ke kita, berusaha kita senyum, malah membuang muka. Saya berusaha berbuat baik namun diabaikan. Karena takut sayanya yang sakit hati dan emosi, maka saya mencoba menjauhinya, apakah benar sikap saya tersebut ustadz?”
Jawab :
Barokallohufikum. Apa yang dilakukan antum itu sudah benar, kita berusaha baik, kita balas keburukannya dengan kebaikan, ajak ngobrol. Mungkin karena kakunya kita atau kurang memberi hadiah. Namun, jangan kelamaan, kita jauhi sejenak untuk menenangkan diri. Kita tetap jaga kebaikan kita dan haknya kepadanya, karena ada hak tetangga. Maka, tetaplah berbuat baik, jangan dijauhi. - Tanya : Bagaimana caranya biar kita tetap kokoh dalam kebaikan di bulan Rajab ustadz?
Jawab : justru kita ngecharge di bulan rajab ini. jangan sampai kita maksiat, justru ini waktu untuk menguatkan diri kita.
1. Kita tak bisa taat kecuali atas izin Allah, maka perbanyak doa (yaa muqollibal quluub, tsabbit qolbi ‘ala diniik, wa thoo’atik). Doa kita perbanyak urusan akhirat, jangan hanya perkara dunia. Karena paling utama akhirat.
2. Seluruh manusia berakal bersepakat, bahwa keistiqomahan bahwa keberhasilan tak bisa didapat tanpa perjuangan. Maka berjuanglah, lawan malasnya, berjuang. Gak mungkin kita bangun tidur langsung sholih, butuh perjuangan. - Tanya live : Tetangga terlalu akrab dan terlalu dekat, jadi ada buah yang menjulur ke rumah kita. Katanya gapapa ambil aja ustadz. Bagaimana adab dan sikap kita dengan buahnya, karena tetangga bilang ambil aja gpp. Konon, ada yang bilang kalau buah yang menjulur ke tanah kita, menjadi hak milik kita apakah benar?
Jawab :
Barokallohu fiikum. Wallahu’alam untuk kepemilikan buah apakah jadi milik kita karena menjulur atau tidak. Amannya, Sebaiknya izin dulu. Jika memang pernah bilang, dan karena sudah lama itu kejadian, sebaiknyaakadnya kita perbaharui. Izin lagi. - Tanya Live : Apakah definisi tetangga itu juga berlaku di tempat kerja, rekan kerja. Tadi ustadz menyampaikan tentang curhatan orang menceritakan dosanya, bagaimana sikap kita.
Jawab :
Ini adalah sebuah kemungkaran yang perlu dihilangkan, maka bilang, stop. Apalagi misal gak mau tobat, maka ingkari, jangan didengarkan, “jangan dibicarakan, jangan omongin gini, masalah-masalah maksiat. Kasih tahu hadistnya. Bahwa Allah Maha Pengampun. Kecuali orang-orang yang ingin memviralkan kemaksiatannya. - Tanya : Bagaimana sikap kita tentang tetangga kita jadi bahan gunjingan tetangga luar komplek. Bagaimana sikap kita menghadapinya. sebabnya tentang pakaian yang vulgar.
Jawab :
1. Anda yang lebih wajib menasihati pakaian yang vulgar terhadap tetangga. Bilang ke tetangga kita. Karena itu yang kita mampu nasihatkan.
2. Adapun komplek sebelah mengghibahi, ini stop, jangan masuk ke majlis ghibah. Nasihati. Jangan menambahkan. Jika tak bisa stop, tinggalkan. Karena dosa ghibah kita lebih menggunung karena objeknya ia tetangga kita.
Penutup
Masyaa Allah. Semoga bermanfaat.