Dalam Metode Konmari, hal paling penting adalah tetapkan tujuan di awal. Misalnya, kita ingin mendapatkan suasana rumah yang lega, segar dan penuh semangat bisa diafirmasi (bayangkan) atau visualkan seperti apa yang kita inginan. Contoh saya, ingin punya ruangan yang lega untuk menulis, dekat dengan rak buku, suasana kamar lega, dapur dengan perabot minimalis dan furniture yang sederhana dan sedikit jumlahnya (mengingat nanti kalau pindahan gak banyak barang). Kelak juga ingin rumah bisa dihuni dengan nyaman dan lapang (tipe rumah minimalis).
Jika awalnya kita mengenal metode 5R, disana ada penjelasan di awal untuk meringkas (ringkas-pertama) barang yang kita gunakan. Namun saat membaca Konmari, saya lebih bersemangat dari biasanya karena dari pengalamannya yang hampir sama dengan saya mengenai beberes rumah menjadi angin segar dan semangat baru.
Awalnya kita harus sortir total semua barang yang diringkas. Ada urutannya yaitu kita mulai dari :
- Pakaian
- Buku-buku
- Kertas-kertas
- Komono (barang umum, anak-anak, alat rumah tangga, dapur, dekorasi, kamar mandi, garasi, dan alat remeh temeh lainnya)
- Yang terakhir adalah benda-benda yang penuh kenangan/perasaan jika disentuh maka membuat kita berlama-lama sortirnya, contoh : album kenangan, hadiah yang gak dipakai, dll.
Oke, jadi urutannya itu ya. jangan dibalik,kalau dibalik akan gak bisa beres dengan cepat. Awal mula saya beberes dari pakaian di kamar. Sebenarnya saya bukan tipe kolektor baju, gamis, atau sejenisnya. Namun tetap saja, pasti ada beberapa baju yang saya tidak suka bahkan jarang dipakai, gak pede kalau pakai baju itu tapi saya simpan bertahun-tahun! gila kan š hanya dengan dalih eman-emanĀ atau sayang jika dibuang. Justru itulah masalahnya : berimbas pada kepribadianku yang ‘yes woman’ gakbisa nolak kalau disuruh apa-apa, padahal ngejalaninnya setengah hati. Sure! beneran lho setelah beres membuang semua yang tidak nyaman, tidak suka, tidak enak dilihat rasanya seperti membuang masalah beban -pikiran yang menumpuk.
Lantas bagaimana cara sortirnya?
Kumpulkan semua baju dan pakaian kita dalam satu tempat, tumpuk aja semua disana. Kemudian pegang satu per satu, rasakan jika dengan memegangnya menimbulkan rasa nyaman, suka, gembira maka pisahkan di tempan untuk ‘siap disimpan’ jika tidak langsung letakkan di bagian sortir/buang. Pisahkan semua hingga beres ya.
Problem utama manusia, bukan pada sifat membuangnya namun sifat bakhil/kikirnya sebab gemar menyimpan sesuatu (tidak bermanfaat bahkan tidak suka sekalipun) sehingga berat mengeluarkan hingga barang/pakaian tsb tersiksa! Bahaya!
Pakaian tersiksa jika tidak diposisikan sebagaimana kita, tidak diberi ‘nafas’ ditumpuk sehingga yang bawah terasa berat, tidak lega bahkan kusut! Bahkan lebih parah lagi : disimpan terus menerus tanpa digunakan.
Oke, setelah sortir beres, ucapkan terimakasih sudah menemani (memenuhi) lemari maka say goodbye ya š dengan demikian kita tau mana-mana yang perlu dan mana yang tidak perlu. Ini menjadi kepribadian baru terkait : prioritas.
Gimana teman? suka yang rapi, efisien kan? Cara melipatnya juga ada tutorialnya, cara meng-organizeĀ bahkan menempatkannya juga dijelaskan didalam buku konmari.
Di rumah juga sudah menerapkan hal serupa, sederhana tapi rapi tertata semua. Gak banyak barang tapi cukup untuk setiap kebutuhan aktifitas apapun. Detailnya bisa lihat diĀ Album Konmari by Nikmah
Salam Spark Joy Indonesia
Nikmah (calon) konsultan Konmari
1 thought on “Konmari Review (Part 2)”