Whuaaa judulnya? 😀
Iya, hiks hiks. Ini saya cukup sedih sih karena gimana yaa anak usia 3 tahun saya (lelaki) mulai tertarik dan bahkan KECANDUAN sama yang namanya ponsel pintar wabilkhusus youtube -_-
Kok Bisaaa?
Mungkin itu pertanyaan yang muncul di benak kita semua, terutama para orangtua. Sayapun demikian, sebab dulunya kan nggak gitu~
Akhirnya selidik penuh selidik, itu semua adalah SALAH SAYA. Ya! salah saya dan suami yang kurang sabar dan kurang terampil mengatasi keaktifan anak. Maka alternatif sepele itu kami berikan : kasih youtube
Secara fitrah, anak itu nggak akan kenal sesuatu jika nggak kita kenalkan atau sengaja kenalkan. Apalagi anak balita ya. Iyaaa itu semua ada didalam kendali kita sebagai orangtua.
Akhirnya kamipun membuat evaluasi pekanan dengan syarat ini harus KONSISTEN dan TEGA. Mau anak guling-guling meminta pun kami harus KOKOH. TEGUH PENDIRIAN.
Sumber permasalahan utama sebabnya diri saya yang terlalu sibuk dan mengerjakan pekerjaan online sendirian membuat lupa akan sekitar (termasuk anak, wkwkwkk plaaakk!). Well, sure! saya tuh suuuulit multitasking. Bahkan kalau dipaksa multitasking bisa bubar semua, emosi gakaruan. Itulah kenapa di rumah, kayak masak dan kerjaan double gitu dihandle suami -_- karena doi stabil dan bisa kerja cepat. Saya pribadi kalau udah duduk siap hadap kiblat (eh laptop!) udah kayak nggak denger apapun di luar sana -_-
Oleh karena itu strategi khusus yang saya lakukan bersama suami adalah : STOP PEGANG HP DEPAN ANAK. AYO KITA SEMBUNYIKAN HP DARI PANDANGAN ANAK. Jam online kami atur bersama.
Kalau laptop? masih toleransi karena anak nggatau cara akses youtube di laptop. Dan anak kami memahami kalau ini laptop emang dibuka buat umi ‘bekerja’ di rumah. Pahamlah dia, hehehe.
Kemudian apa langkah selanjutnya?
- bikin anak sibuk, HAHAHA. Serius! bener deh, kalau anak sibuk dan aktif (apalai anak kinestetik tuh ruar biasa) bakal nggak nanyain nonton/hape. Kalau di rumah, mulai menyiapkan bahan kue buat anak bikin kue (si Syahid sukanya masak, bikin kue dll. pokonya ngaduk-ngaduk. kalau nggak ada yag diaduk biasanya ngaduk pasir di depan rumah -_-)
- Kerjaan yang ada usahakan diselesaikan pas anak sibuk, kalau anak udah mulai ‘mencari-cari’ uminya nih, otomatis gakbisa ngapa-ngapain kan.. so? kerjakan dengan menggunakan jadwal yang tepat.
- Ajak baca buku~ ini cukup ampuh, ketika saya sedang butuh baca buku biasanya anakpun ikutan ambil bukunya sendiri (sok sok dibaca sendiri hihihi). Well, untuk terapi baca memang lumayan effort nya dan harus fokus supaya anak juga menikmati proses (suka baca)nya.
- Jam online diatur sedemikian rupa supaya pas ortu pegang HP, anak nggak minta. Dan usahakan melihat HP sekilas aja, jangan terlalu lama supaya anak merasa nyaman juga. bayangkan kalau anak melihat ortu nunduk khusyu’ terus berasa dicuekin? bisa patah hati kan.. hehehe
- Pola hidup sehat, kurangi gula, garam dan makan dengan porsi sehat. Jajanan pabrikan mulai stop, bikin yang alami, ini terbukti mengurangi tantrum anak.
- Ikutlah program khusus yang memang intens mendidik anak setiap hari (ini melecut diri yang acapkali excuse jika membuat kurikulum sendiri).Kalau saya pribadi ikut kelas ‘Bunda Sayang’ batch 5 per 25 maret 2019 ini. FIGHTING! siap sibuk bareng anak nih saya untuk posting progress kelas BunSay 😀 >> artinya kerjaan di bulan Maret ini kudu beres ya Nik! Ahhshiyaaap 😀 insyaaAllah kayak kurikulum GR dll saya kebut pekan ini [ngetik GP dan GM gemar rapi].
Demikian sharing terkait kecanduan gadget pada anak. Intinya adalah ORANGTUA ADALAH TELADAN, dan apapun yang masuk kedalm diri anak adalah TANGGUNGJAWAB ORANGTUA.
P.S : ini tulisan sebagai dokumentasi diri juga, bahwa saya juga mengalami dan melihat anak kecanduan gadget (walau hanya beberapa pekan) dari anak sendiri. Semoga menjadi pelajaran bersama. Amiin.
1 thought on “Mengatasi Anak Kecanduan Gadget”