2. BUNDA CEKATAN INSTITUT IBU PROFESIONAL

Potluck 2 : Bagaimana Makanan yang Dimakan Berpengaruh pada Otak

Yuk Nonton!

Digestive system atau Sistem pencernaan merupakan serangkaian jaringan organ yang memiliki fungsi untuk mencerna makanan. Makanan – makanan tersebut akan diproses secara mekanik ataupun secara kimia. Pencernaan secara mekanik yaitu pencernaan yang terjadi di dalam lambung yang melibatkan gerakan fisik dalam tubuh. 

Setelah menyaksikan vidio di atas dan juga menonton beberapa vidio lainnya, saya mendapati bahwa makanan yang kita makan ternyata mampu memengaruhi Otak.

Jika dibayangkan, seandainya kita menghisap seluruh kelembapan dari otak kita dan memecahnya menjadi komponen kandungan nutrisi, bagaimanakah bentuknya?

Ternyata berat dari otak yang terdehidrasi sebagian besar berasal dari lemak, disebut juga lipid. Sisa materi otak yang lain, adalah protein dan asam amino, mikronutrien, dan glukosa.

Otak, tentu saja, lebih dari sekadar jumlah total nutrisinya, tetapi setiap komponen memiliki efek berbeda untuk fungsi, perkembangan, suasana hati, dan energi.

Jadi rasa apati setelah makan, atau rasa waspada saat tengah malam, bisa jadi efek dari makanan pada otak kita. Dari banyak lemak pada otak, omega 3 dan 6 adalah mega bintangnya. Mereka adalah asam lemak penting yang berhubungan dengan pencegahan kondisi degeneratif otak, yang harus didapat dari pola makan kita.

Jadi makanan yang kaya omega, seperti kacang-kacangan biji-bijian, dan ikan berminyak, sangat penting untuk pembentukan dan perawatan membran sel. Meski omega adalah lemak baik untuk otak, konsumsi lemak lain dalam jangka panjang, seperti lemak trans dan lemak jenuh, juga bisa memengaruhi kesehatan otak.

Sementara itu, protein dan asam amino, nutrisi pembangun untuk pertumbuhan dan perkembangan, memanipulasi perasaan dan perilaku kita.

Asam amino mengandung perkusor untuk neurotransmiter, kurir kimiawi yang membawa sinyal antar neuron, yang memengaruhi suasana hati, tidur, perhatian, dan berat badan. Ini adalah salah satu alasan kita merasa tenang setelah makan porsi besar pasta, atau lebih waspada setelah makan makanan kaya protein.

Kombinasi senyawa kompleks dalam makanan dapat menstimulasi sel otak untuk melepaskan noripinefrin, dopamin, dan serotonin. Tapi akan agak rumit untuk sampai ke sel otak, sebab asam amino harus bersaing untuk akses yang terbatas.

Mengatur pola makan dengan beragam makanan membantu kombinasi pembawa pesan otak seimbang, dan menjaga suasana hati kita agar tidak berubah ke satu arah atau arah lain.

Seperti organ lain dalam tubuh kita, otak juga mengambil manfaat dari asupan mikronutrisi yang cukup. Antioksidan pada buah dan sayuran menguatkan otak untuk melawan radikal bebas yang merusak sel otak, memungkinkan otak kita untuk bekerja lebih baik dalam waktu lebih panjang. Dan tanpa mikronutrisi yang kuat, seperti vitamin B6, B12, dan asam folat, otak kita akan rentan penyakit otak dan penurunan mental.

Jejak dari besi mineral, tembaga, seng, dan sodium juga penting untuk kesehatan otak dan perkembangan kognitif awal. Agar otak dapat mengubah dan mensintesis nutrisi-nutrisi berharga itu secara efisien, otak membutuhkan energi, bahkan energi yang banyak.

Meskipun otak hanya sekitar 2% dari berat tubuh kita, ia menggunakan hampir 20% sumber energi kita. Kebanyakan untuk sumber energi ini datang dari karbohidrat, yang diolah tubuh menjadi glukosa atau gula darah.

Lobus frontal sangat sensitif terhadap penurunan glukosa, perubahan fungsi mental adalah salah satu sinyal penting dari kekurangan nutrisi. Itulah kenapa kalau kita mulai mood swing, cek lagi aja, apa yang kita makan.

Asumsikan kita mendapat glukosa secara teratur dan itu memengaruhi mood, lantas bagaimana bentuk spesifik karbohidrat yang kita makan memengaruhi otak kita?

Karbo datang dalam tiga bentuk: pati, gula, dan serat. Pada kebanyakan label nutrisi, semuanya digabungkan dan dihitung sebagai satu total karbo, perbandingan antara subkelompok gula dan serat dengan jumlah keseluruhan memengaruhi respon tubuh dan otak. Makanan glikemik tinggi seperti roti, menyebabkan pengeluaran glukosa ke dalam darah secara cepat, dan kemudian turun. Gula darah turun, selaras dengan rentang perhatian dan suasana hati. Disisi lain, oat, gandum dan legum, melepaskan glukosa secara lebih lambat, memungkinkan level perhatian yang lebih stabil. Untuk menjaga energi otak, memilih variasi pola makan yang kaya nutrisi makanan adalah sangat penting. Mengenai apa yang digigit, dikunyah, dan ditelan, itu semua pilihan kita sendiri, dan ia memiliki efek langsung, baik jangka pendek dan juga jangka panjang, terutama pada organ paling berpengaruh dalam tubuh.

1 thought on “Potluck 2 : Bagaimana Makanan yang Dimakan Berpengaruh pada Otak”

Tinggalkan Balasan