DAILY

Refleksi Tengah Tahun 2023

Hi, June!

Sebenarnya aku jarang bikin postingan begini, biasanya kalau refleksi ya sendiri aja, enggak sampai dipublikasi. Tapi tenang aja, kali ini aku hanya ingin berbagi. Bahwa refleksi ini penting sekali. Bisa jadi, hidup kita terasa biasa, datar, flat, karena kurangnya refleksi diri ini.

Oke, let’s go!

Refleksi itu Apa?

Kita mulai dari definisinya dulu, biar ‘tegak’ dan lurus atau punya persepsi yang sama.

Refleksi ini cerminan, gambaran. Tapi kalau didefinisikan, refleksi berartiĀ bergerak mundur untuk merenungkan kembali apa yang sudah terjadi dan dilakukan. Ini adalah suatu yang harus dilakukan dengan sadar dan terencana.

Sebenarnya setiap waktu, kita bisa refleksi, tapi kalau tidak dilakukan dengan sadar dan terencana biasanya tak menghasilkan apa-apa, ambyar begitu saja, hilang.

Kalau secara ‘spontan’ biasanya refleksi ini dilakukan pas kita lagi sholat, auto ingat kesalahan-kesalahan, auto memohon ampunan. Itulah mengapa ada istilah ‘solat mencegah dari perbuatan keji dan munkar’. Karena saat solat, ‘cermin’ diri sangat jelas sekali bisa dirasakan. Cermin jiwa kita.

Tujuan Refleksi

Tentu tiap orang punya tujuan, niat masing-masing. Tapi, bagiku, refleksi ini sejenis kebutuhan dasar. Karena hanya inilah satu-satunya aktivitas yang bisa ‘membawa diri’ untuk look-in, bergerak kedalam. Mundur beberapa waktu dan merenungi segala hal yang patut direnungi. Well, karena enggak semua hal perlu dipikirkan dan direnungkan, maka fokusnya perlu dikerucutkan ke hal-hal yang krusial.

Buatku pribadi, refleksi ini punya banyak manfaat.

  1. Sarana jeda diri, dengan berjeda, terasa sekali kesadaran dalam dada.
  2. Memahami tujuan hidup yang sebenarnya, karena denga nrefleksi jadi tahu kalau suatu saat diri ini akan diminta pertnaggungjawaban oleh-Nya.
  3. Tempat evaluasi yang akan menghasilkan perbaikan-perbaikan nyata.
  4. Bagi orang introvert, kebisingan dalam kepala adalah hal nyata. Maka, dengan refleksi, semua bisa didecluttering dengan paripurna. Membuang segala hal toksik yang hinggap dalam kepala.
  5. Mendongkrak produktivitas. Karena setelah refleksi biasanya jadi lebih ‘sadar’ dan mulai bergerak melanjutkan pekerjaan dengan nyaman.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Refleksi?

Kalau yang tepat banget, aku enggak tahu. Karena setiap diri kita, punya ‘timing’ masing-masing yang tepat. Tapi, kalau aku pribadi, seperti berbenah aja, ada beberapa waktu yang aku bagi.

  1. Harian : pas solat atau pas isi jurnal harian.
  2. Bulanan : bisa awal atau akhir bulan, sebulan sekali. Lebih banyak evaluasi terkait keuangan, relasi, kerjaan, agenda homeschool anak, dan list kebutuhan-kebutuhan.
  3. Tahunan : bisa 2-3 kali, tergantung kebutuhan. Ada yang awal, tengah dan akhir tahun. Kalau aku, lebih suka refleksi tengah tahun. Tujuannya agar apa yang terlewat tidak menjadi beban dan apa yang akan dihadapi, menjadi penyemangat diri.

Caraku Melakukan Aktivitas Refleksi

Biasanya ada banyak cara, bisa menggunakan berbagai media atau alat. Misalnya menggunakan gadget, papan tulis, buku harian, dan sebagainya.

Kalau aku, cukup mudah :

  1. Buka worksheet, cocokkan dengan google calendar. Cek aktivitas, cek rasa, cek tolok ukurnya.
  2. Melakukan perenungan-perenungan.
  3. Tulis dengan menggunakan buku yang telah disiapkan (bisa menggunakan bolpoin atau pensil).
  4. Simpan buku evaluasi dengan aman, jauhkan dari jangkauan anak-anak.
  5. Kalau ingin lebih haqqul yaqin, alias keyakinan yang kokoh, bisa minta pasangan untuk membacanya dan memberikan bantuan yang telah dikomunikasikan agar tidak overwhelmed berlebihan.

Evaluasiku 2023

Ada banya ksebenarnya, tapi yang krusial hanya 1 yaitu, ‘Nik, kapan terbit buku lagi?’

Sekian. Terima kasih.

Tinggalkan Balasan