Saya memesan novel ini pada momen Hexagon City Fair kelas Bunda Produktif batch 2. Kebetulan novel ini merupakan karya dari teman satu cohousing pada program tersebut. Alhamdulillah tiba tanggal 12 Maret, hari Sabtu. Langsung saya lahap esoknya, pada hari Minggu, 13 Maret subuh hingga pukul 7 pagi.
Membaca novel ini cukup sekali duduk, karena memang page turner dan cukup relate dengan kehidupan sehari-hari saya. Bertema ibu rumah tangga. Namun banyak sekali yang saya petik pasca membacanya. Seperti apakah?
Details
- Judul Buku : Kupilih Jalan Terindah Hidupku
- Penulis : Ernawati
- Published : November 2018
- Publisher : Metagraf
- Bahasa : Indonesia
- Jumlah Halaman : 210
- Genre : Faksi – Self Improvement
Cukup menarik pada detail genrenya. Saya termasuk penggemar buku non-fiksi self improvement. Beberapa koleksi di rumah kebanyakan memang non-fiksi, sehingga jalur ‘karir’ saya pun lebih banyak saya dedikasikan untuk menulis genre tersebut. Nah, di sini Teh Erna -penulis- mengawinkan antara fiksi dan non-fiksi, sehingga jadilah sebuah genre Faksi yang alurnya berbentuk fiksi (ada tokoh ‘yang difiksikan’, plot, setting, dsb.) namun terinspirasi dari kisah nyata atau benar-benar terjadi.
Mengapa masuk ke tema ‘self improvement’? Karena setelah membacanya, saya jadi paham, hampir keseluruhan isinya memang ‘berbicara’ tentang ‘how to become transition from woman career to be full mother in daily activity‘nya. Intinya ada banyak keterampilan yang dibagikan, namun yang mengalami ini tokoh-tokohnya.
Blurb
Menjalani karir sebagai ibu bekerja atau menyelami peran sebagai ibu rumah tangga? Mia sedang berada di sebuah persimpangan. Seiring waktu bergulir, kehadirannya sebagai seorang ibu lah yang lebih meramaikan benaknya untuk meninggalkan dunia bekerjanya selama ini.
Namun, siapkah Mia? Bukankah selama ini ia telanjur larut dengan urusan kantor dan tetek bengeknya? Sesanggup apa ia mengurus pekerjaan domestik? Bahagiakah suami dan anak-anak dengan kehadirannya sebagai ibu rumah di rumah?
Kisah Mia menyiratkan betapa seorang wanita memiliki peran utuhnya ketika berada di dekat keluarga, menghidupkan harmoni rumah dengan segenap peran mulianya. Semua tak sekadar dijalankan, tapi juga meramu ilmu dan strategi yang tepat dan terarah. Di sinilah sebenarnya ketangguhan, kemampuan, dan kedewasaan wanita dibentuk.
Review
Novel ini seperti mini film pada web series yang dinarasikan karena setiap bagiannya ada inti masalah yang disampaikan. Terdiri dari 28 episode dengan judul, topik, serta solusinya masing-masing. Saya cukup menikmati setiap dialog, alur, konflik yang dibawakan di sana.
Bahasanya sangat ringan, sederhana, relevan dengan kehidupan ibu-ibu rumah tangga. Sehingga saya pun merasa related terhadap apa yang dialami dan dilakukan oleh Mia, tokoh utamanya. Ada beberapa self help yang disampaikan oleh para karakter ketika sedang berdialog. Terkadang ada narasi yang isinya seperti manuskrip film, beberapa adegan banjir percakapan.
Konflik ringan sehari-hari, memang biasa dialami oleh seorang wanita. Terutama yang terbiasa ‘pegang uang’ kemudian lenyap karena memilih resign. Namun saat keputusan itu dibuat bulat, tidak sepenuhnya bisa mudah move on –nya. Seperti Mia yang pontang-panting juga dalam beradaptasi pada pilihannya.
Tidak hanya konflik dengan diri sendiri, eksternal pun mengikuti. Konflik dengan pasangan, orang tua, anak, tetangga. Namun paling besar porsinya memang dengan jiwanya pribadinya. Saya jadi paham beberapa hal terutama istilah dalam bidang psikologi. Selain itu, banyak tip yang disebarkan pada setiap bagian ceritanya. Mulai dari manajemen waktu, manajemen konflik, keuangan, sampai pada manajemen gadget. Membaca novel ini menjadikan diri banyak refleksi.
Overall, saya suka. Beberapa bagian ada yang plot twist atau tak terduga juga. Saya jadi berasumsi, jika semua wanita yang mengalami pergolakan batin, kayak Mia -tokoh utama novel ini- mendapatkan lingkungan serta nasihat seperti pada isi Novel, pasti angka perceraian akan turun signifikan. Atau setidaknya ada konflik internal yang bisa diselesaikan dengan baik, dan jika pun kondisi emosinya ‘panas’, setidaknya bisa mereda dengan paripurna. Terutama jika perbaikannya dilakukan oleh kedua pasangan, bakal lebih banyak lagi suasana harmonis pada setiap biduk rumah tangga yang tercipta.
Pasca Membaca Novel
Seolah mendapat suntikan motivasi dan merefleksi diri, saya jadi lebih bersyukur dan merasa nyaman dengan status sebagai ibu rumah tangga. Posisi yang sebenarnya membuat insecure beberapa wanita milennial terutama yang terbiasa bekerja kantoran. Namun, dengan hadirnya novel ini, mampu menepis semua itu. Pada intinya tidak ada ibu bekerja atau tidak bekerja, semuanya sama. Hanya yang membedakan adalah ‘lokasi’ dimana ia mendedikasikan dirinya.
Terima kasih Teh Erna sudah menuliskan kisah yang indah ini. Untuk rate kepuasan, saya ada di angka 4 dari 5 bintang ya. Semoga terbit lagi karya-karya menarik lainnya ya Teh Erna. Semangat berkarya!