Hari Jumat tanggal 10 Februari, grup khusus peserta yang hadir di agenda ‘tepang sono kulawargi’ mulai ramai. Beberapa ada yang membuat list potlcuk, ada juga yang menanyakan agenda serta cek persiapannya. Saya pribadi, merasa antara berangkat dan tidak, karena Qaddarullah, badan agak meriang dan mulai bersin-bersin sejak sore. Namun ikhtiar tetap saya lakukan, meminta suami untuk membuatkan rebusan herbal, booster bahan alami seperti madu, juga pijit refleksi sebelum tidur malam itu.
Hari ini, selesai salat subuh, aslinya badan ingin meringkuk lagi. Mentari pagi enggan muncul juga, tak seperti hari-hari lalu yang hangat menyeruak di lubang jendela kamar kami. Pagi ini, justru embusan udara dingin membuat badan membeku, ditambah perasaan yang masih terasa berat dan hidung terasa sesak. Ya, semalam hidung mampat, tenggorokan gatal, radang yang sensasinya agak panas, kering, berdahak. Namun, pagi ini juga kami sekeluarga sudah menyepakati, menjadwalkan diri untuk bersiap pergi. Terutama saya yang harus bergelut, antara take a rest, masih merasakan badan tak enak atau bergerak saja menikmati udara di luar rumah. Biasanya alarm berbunyi saat subuh, saya tergerak untuk bangun, tapi hari ini justru suami yang ngopyak-opyak alias jadi alarm alami, membangunkan kami untuk lekas turun dari kasur.
Beres bangun subuh, suami bergegas ke mesin cuci, langsung domestikan. Ini otomatis dikerjakan karena sudah terbiasa ‘dengan radar’ energi tanpa kata, kalau saya tak enak badan, maka saya pasti tak akan menuju tempat mencuci pakaian. Suami hanya meminta saya untuk mandiin anak kedua yang masih berusia satu tahun. Karena anak pertama, si kakak sudah mandiri, sudah mandi sendiri. Si kakak memang paling bersemangat kalau dibuatkan agenda keluar rumah, baginya, semua pagi sama semua. karena anaknya homeschool, rutinitasnya sudah terbangun dengan sendirinya. Bangun pagi, solat subuh, ngaji, lanjut mandi. Terutama pagi tadi, dia ikutan tergerak mandi sebelum adiknya masuk kamar mandi. Setelah semua selesai. Pukul tujuh pagi, kami siap berangkat.

Acara temu kangen keluarga besar Ibu Profesional Bogor dilakukan di BCC – Bogor creative center – arena Bogor kota, dekat kebun raya, samping-sampingan dengan kejaksaan. Hari ini memang cukup spesial, hari dimana untuk pertama kalinya, sejak pandemi ada, keluarga besar IP Bogor berkumpul. Selain dalam rangka milad regional, juga ada seremonial wisuda kelas institut, pergantian pengurus dan temu kangen – ada outbound sejenis games di luar ruangan yang sudah disiapkan.

Jarak tempuh rumah ke tempat acara radius 17,5 kilometer. Kami menaiki motor, perkiraan tiba sekitar 45 menit. Jika berangkat pukul 7 pagi, kemungkinan tiba 7.45 WIB di tempat. Namun, namanya perkiraan ya, tidak selalu tepat. Kami perlu mampir untuk sarapan terlebih dahulu karena pagi tadi enggan memasak, kami belok sebentar, sarapan bubur ayam Cianjur di daerah sebelum PDAM. Durasi berkendara ke tempat acara dari warung bubur, diprediksi lima menit. Tapi kami tiba di tempat acara sekitar pukul delapan pagi lebih sebelas menit. Walau demikian, Alhamdulillah tidak tergolong telat banget. Karena biasanya, kalau ikut acara IP, terutama kalau agendanya indoor, pasti on time. Tapi, ini agenda santai, outdoor tentu lebih fleksibel. Saya jadi ingat, acara offline terakhir yang saya ikuti, tahun 2019 lalu. Pas agenda milad IP Bogor juga, sempat menuliskannya secara singkat di blog ini.
Singkat cerita. Tiba di tempat, jujur saja, saya bingung. Maklum orang introvert kalau keluar rumah, suka agak lieur. Sekilas ada beberapa wajah yang familier tapi mau menyapa pun saya canggung. Selain itu agak terdistraksi dengan aneka bazaar yang sudah berjajar rapi. Agak lama menemukan meja registrasi, namun setelah menemukan meja registrasi, saya merasa agak lega. Dengan mengambil name tag yang saya pasang di balik cover HP dan undian nomor 01, saya bisa menemui suami lagi dan si kakak. Tujuannya tentu mengajak berkeliling. Kami berniat jajan sebentar di Bazaar, setelah itu, mencari tempat. Karena acaranya outdoor, kami berbagi tugas. Suami ajak si kakak jalan-jalan di sekitar area, setelah saya duduk di tikar yang bertulis bundpro.

Tak lama berselang, ada beberapa orang duduk di belakang saya. Karena kondisi saya masih unwell, saya memilih untuk diam dulu. Batuk dan pilek parah. Plus anak perempuan saya belum sarapan karena ketika di bubur ayam, dia masih lelap di pangkuan. Maka, saya mulai membukakan beberapa jajanan seperti roti kukus, kue yang dibungkus daun dan sejenisnya.
Singkat cerita, ketemulah dengan Ceu Novi. Dari bunda produktif sebenarnya kami berdelapan, namun seiring berjalannya waktu, ada yang mundur di tengah perjalanan. Ada juga yang beres kelulusan, pindah regional. Jadi, tersisa 6. Dan yang hadir di acara hanya berdua, Ceu Novianti Purnamasari dan saya.

Alhamdulillah, acara outdoor begini jadi lebih relaks dan bisa sekaligus jadi tempat healing buat anak-anak kami. Si kakak dan adek memang tak bisa masuk kedalam daftar kids corner (usia 3-6 tahun). Sebab kakak sudah 7 tahun, dan adek masih 1 tahun. Jadilah, suami yang berkeliling dengan anak-anak, grounding.

Kakak juga mendapat pelajaran langsung dari aktivitasnya di luar area.



Agenda Inti
Game pertama, agak unik. Para suami diminta cek apakah menyimpan foto istrinya di dompetnya. Ternyata ada 2 bapak-bapak yang menyimpan foto istrinya. Memang, tak semua suami melakukan itu, tergantung bahasa cinta, love languagenya. Biasanya yang suka simpan foto, kemungkinan quality time atau physical touch, karena saya pribadi memang menyimpan foto suami di dompet, juga telepon genggam agar merasa memiliki waktu bersama dan menyentuhnya walau itu hanya sebatas di layar, hehe. Saya jadi ingat tulisan lama tentang 5 bahasa cinta ini.
Agenda selanjutnya, pergantian pengurus regional. Saya pribadi, belum pernah jadi pengurus, saat acara tadi, jadi mulai tahu wajah-wajah dibalik kepengurusan regional. Ditambah, tadi sempat ngobrol juga dengan Bu Nesri yang menjadi saksi mengawali IP Bogor berdiri.
Selesai serah terima kepengurusan, acara berlanjut seremonial. Dari kelas Matrik, Bunsay, Buncek dan selanjutnya, saya, BundPro. Alhamdulillah ada sesi ini, karena sejak pandemi, bahkan lulus buncek pun, saya online.

Selesai agenda wisuda, outbond pun dimulai. Karena gerimis, kami berpindah kedalam. Game seru, berhitung, kemudian bergerak sesuai kelipatan yang disebutkan. Yang tidak fokus, maju dan dikasih bedak.
Game dalam ruangan hanya sebentar. Kami lanjut ke luar. Alhamdulillah cuaca kembali terang. Permainan luar ruangan menguji fokus hingga kekompakan. Mulai dari pindah kiri kanan, burung-burung di sangkar, tebak nama dibalik tirai, hingga game berkelompok. Ini cukup unik karena dengan personil antara ber-6 atau ber-7, harus bikin nama dan yel-yel, diperagakan. Setelah itu, game paling kocak, tebak nama-nama makanan dan minuman. Di grup bee, kami cukup lengkap dan kompak. Intinya, seru-seruan dari permainan ini meningkatkan hormon oksitosin di badan, ketawa nggak karuan.

Alhamdulillah acara selesai. Saya lanjut tukar kupon dan ambil makanan, ada Ceu Nada yang berbagi makanan di standnya. Sementara, suami malah yang sibuk berbelanja. Mulai dari makanan, produk organik gluten free hingga minuman. Selesai makan, kami solat Zuhur. Kemudian pulang. Tiba di rumah sekitar pukul 14.30 WIB.
MasyaaAllah Tabarakalllah… Agenda hari ini luar biasa. Mudah-mudahan agenda hari ini diridhoi Allah sehingga membawa berkah, rasa yang penuh bahagia (feeling fullfilled) dan menjadi pemantik untuk terus bergerak ke depannya.
Sometimes your joy is the source of your smile, but sometimes, your smile can be the source of your joy.
